BLORA, Radar Bojonegoro - Pemakaian pupuk organik secara mandiri perlu digencarkan. Perlu ada konsep dan dorongan agar petani beralih memproduksi pupuk nonkimia tersebut. Potensi pupuk organik terbuka mengingat Blora menjadi sentra peternakan sapi yang bisa menghasilkan pupuk kompos atau organik.
BOJONEGORO, Radar Bojonegoro - Petani masih bergantung pupuk kimia atau pabrikan. Berkurangnya kuota pupuk subsidi ternyata tidak membuat penggunaan pupuk organik meningkat signifikan. Bahkan, belum ditemukan 100 persen petani memakai pupuk organik.
BLORA, Radar Bojonegoro - Pupuk bersubsidi semakin berkurang memicu keresahan petani di Blora. Merata di sejumlah wilayah karena kebijakan Kementerian Pertanian (Kementan). Awalnya ada enam jenis pupuk subsidi yang dialokasikan. Kini, sisa dua pupuk yakni urea dan nitrogen, fosfor, kalium (NPK).
BOJONEGORO, Radar Bojonegoro - Alokasi pupuk subsidi makin terbatas. Sehingga tak sedikit petani mengeluh perihal ketersediaan pupuk. Adapun penyebabnya pembatasan alokasi pupuk subsidi dari pemerintah pusat. Karena pemerintah pusat mendorong para petani agar beralih pada pupuk organik.
BERTANI menjadi nafas kehidupan Haji Suwito, 67 tahun, warga Desa Sudu, Kecamatan Gayam, Kabupaten Bojonegoro. Orangtua, kakek neneknya dan generasi di atasnya juga petani. Suwito pun menggantungkan kehidupan keluarganya dari bertani. Hingga berhasil menunaikan ibadah haji, juga dari usaha taninya itu.