“Dari sekian banyaknya deburan ombak berlomba-lomba mencapai tepi pantai, mereka semua berhasil mencapainya. Ibarat ombak adalah Aku; dan tepi pantai itu adalah kamu, bisakah bagiku-sang pengagum rahasiamu–untuk menggapaimu? Karena Aku hanya bisa membuktikan cinta melalui dirimu yang kunyatakan abadi dalam karya seniku. Bukankah cinta adalah seni?”
ENTAH mengapa tiba-tiba aku mengenang masa itu. Belum terlalu lama, kira-kira sekitar 9 bulan lalu. Kala aku masih berseragam putih abu-abu. Saat kali pertama masuk ke sekolah itu, aku tidak banyak punya kenalan. Hanya punya dua kawan dekat, Anto dan Dono.
DIA sering seperti ini. Sudah hampir satu jam pesan WhatsApp-ku belum dibacanya. Aku tiduran di kasur lantai ruang tengah dan lebih sering memandangi layar smartphone. Menunggu pesanku dibalas, daripada memandangi layar TV di depanku sudah menyala dari tadi.
TIDAK semua dinding kamar bisa berbicara ketika penghuninya sudah tidak kuat menahan beban yang dipikul oleh pikirannya. Tetapi itulah terjadi pada laki-laki itu: dinding kamarnya berbicara pada tengah malam yang sepi dan memerintahkannya untuk melakukan perjalanan panjang.
”Selamat pagi, Bapak dan Ibu. Perkenalkan namaku Laila. Mulai saat ini aku menjadi bagian dari sekolah ini. Aku senang sekali berada di sekolah bersama Bapak Ibu. Semoga Bapak Ibu berkenan menganggapku sebagai teman atau adik. Eh, adik! Bukankah di kantor ini juga masih banyak yang muda? Maafkanlah! Kalau begitu, anggap saja sebagai saudara atau teman baru,” kata perkenalan Laila di kantor tempat kami bekerja.
BLORA, Radar Bojonegoro - Pengungkapan tawuran antarpemuda yang menewaskan Rohman, 24, mulai terungkap. Penyidik Polsek Cepu telah menetapkan tujuh pelaku terlibat dalam tawuran di Kawasan Mentul, Kelurahan Karangboyo, Cepu, Blora, tersebut.
BLORA, Radar Bojonegoro - Sebanyak 19 terduga pelaku tawuran antarpemuda di Kelurahan Karangboyo, Kecamatan Cepu, Blora, diperiksa kepolisian. Rerata masih anak-anak berusia kisaran 15 sampai 18 tahun. Hingga kemarin (2/11) penyidik kepolisian masih mendalami masing-masing peran.
PENYIDIK kepolisian intens menggali motif tawuran antarpemuda di Kawasan Mentul, Kelurahan Karangboyo, Kecamatan Cepu, tersebut. Salah satunya perempuan diduga menjadi rebutan itu juga menjadi kunci pengungkapan peran pelaku lainnya.
Sore mulai temaram. Mentari yang sedari pagi mencurah cahaya menjelang ke peraduan merebah di tilam horison. Menuntun anak manusia diantara silih bergantinya siang malam. Memaknai kembara hidup kehidupan nisbi dalam kelindan cerita berliku. Cobaan dan godaan sebagai keniscayaan coba dipungut hikmah dalam keberkahan.
