32.4 C
Bojonegoro
Thursday, June 1, 2023

Penalti Gagal, Buyarkan Kemenangan

- Advertisement -

LAMONGAN, Radar Lamongan – Alex Dos Santos Goncalves gagal mengeksekusi penalti pada menit ke-79. Kegagalan top scorer Liga 1 yang mengemas 16 gol itu mengubur impian Persela meraih kemenangan di kandang. Tim besutan Nil Maizar itu hanya bermain imbang 1-1 ketika menjamu Bhayangkara FC di Stadion Surajaya Lamongan, tadi malam (28/9). Tambahan satu poin membuat Persela kini baru mengoleksi 20 poin, serta masih terseok-seok di papan bawah klasemen Liga 1.

”Secara permainan bolehlah, tapi hasil tidak bagus. Apalagi tadi ada peluang satu cetak gol, tapi Alex tidak bisa memaksimalkan. Tapi saya tetap mengapresiasi perjuangan pemain,” tutur Nil.

Bhayangkara FC mengambil alih kick off di babak pertama. Tim tamu justru lebih mendominasi di awal pertandingan. Dendy Sulistiyawan dan kawan-kawan sempat merepotkan barisan pertahanan Persela. Di menit ke-21, pemain Persela membuat pelanggaran setengah meter dari kotak terlarang. Anderson Sales membentur pagar betis Persela. Tim tamu akhirnya memimpin di menit ke-23 melalui tendangan jarak jauh Lee Yoo Joon.

Setelah leading satu gol, skuad The Guardian – julukan Bhayangkara FC mengendurkan serangan. Tim besutan Paul Munster tersebut memperkuat pertahanan yang hanya sesekali melakukan counter attack. Itu membuat Alex Dos Santos Goncalves dan kawan-kawan kesulitan menembus rapatnya barisan pertahanan Bhayangkara FC. Skor 0-1 untuk Bhayangkara FC menutup laga di babak pertama.

”Pertandingan yang krusial bagi kita. Tapi usaha dan kerja keras pemain sudah sangat maksimal. Memang hasilnya tidak bagus,” ujar pelatih 49 tahun tersebut.

- Advertisement -

Persela langsung meningkatkan agresivitas serangan di babak kedua. Hanya dalam waktu satu menit, Persela memiliki tiga peluang emas. Sayang kiper Bhayangkara FC tampil cukup gemilang. Peluang emas dimiliki Alex di menit ke-48. Sayang tendangannya masih mampu diblok kiper Bhayangkara FC. Satu menit berselang, giliran Lucky Wahyu melepaskan tandangan jarak jauh, yang mampu diselamatkan  kiper Bhayangkara FC. Serta tendangan Birrul yang juga masih mampu diblok.

Nil Maizar merefresh lini depan. Pelatih kelahiran Payakumbuh, Sumatera Barat itu menarik keluar Sugeng Efendi dan memasukkan Hambali Tholib pada ke-59. Tim berkaus kebesaran biru muda mampu mengurung pertahanan lawan. Sayang, sejumlah peluang emas belum bisa dimaksimalkan.

”Itu yang kita analisa di babak kedua. Kualitas passing Sugeng memang kurang. Alhamdulillah setelah kita ganti Hambali bisa menjadi hidup,” ujar mantan pelatih Timnas PSSI tahun 2012 – 2013 tersebut.

Ahmad Birrul Walidain akhirnya membuat publik Lamongan bergemuruh ketika mampu mengubah papan skor menjadi 1-1 di menit ke-69. Bek kanan Persela itu lolos dari jebakan offside. Dengan tenang, pemain asal Kecamatan Babat itu menyarangkan bola ke gawang Bhayangkara FC.

Bhayangkara FC sesekali melakukan counter attack yang mampu mengancam pertahanan Persela. Dendy yang mampu memenangkan duel atas. Namun, sundulannya mampu diselamatkan kiper Persela Dwi Kus. Di menit ke-79, Birrul dijatuhkan pemain Bhayangkara FC di kotak terlarang. Wasit punmenghadiahi Persela penalti. Alex yang ditunjuk sebagai eksekutor  gagal menjalankan tugasnya.

”Persaingan sangat luar biasa. Kalau kita bilang marah gak bisa. Dibilang sedih iya. Nanti saya akan bicara dengan Alex terkait penalti tadi,” imbuhnya.

Sementara itu, Head Coach Bhayangkara FC, Paul Munster meluapkan kekecewaan terhadap wasit ketika post match press conference. Dia menilai keputusan yang dibuat wasit hanya menguntungkan tuan rumah.

”Susah juga kalau kita bertanding dengan 12 hingga 13 orang ya. Apalagi kita bermain away,” ucap pelatih berkebangsaan Inggris itu.

Menurut dia, gol dari Persela berbau offside. Selain itu, wasit memberikan keputusan penalti yang merugikan timnya. Dia memuji kiper Bhayangkara FC yang bermain gemilang di laga tersebut.

”Mereka (Persela) dapat free kick, dapat penalti, dan dapat apa yang mereka inginkan.  Kalau ingin sepakbola Indonesia ingin maju, harus memiliki perangkat pertandingan yang berkualitas,” pungkas Paul Munster.

LAMONGAN, Radar Lamongan – Alex Dos Santos Goncalves gagal mengeksekusi penalti pada menit ke-79. Kegagalan top scorer Liga 1 yang mengemas 16 gol itu mengubur impian Persela meraih kemenangan di kandang. Tim besutan Nil Maizar itu hanya bermain imbang 1-1 ketika menjamu Bhayangkara FC di Stadion Surajaya Lamongan, tadi malam (28/9). Tambahan satu poin membuat Persela kini baru mengoleksi 20 poin, serta masih terseok-seok di papan bawah klasemen Liga 1.

”Secara permainan bolehlah, tapi hasil tidak bagus. Apalagi tadi ada peluang satu cetak gol, tapi Alex tidak bisa memaksimalkan. Tapi saya tetap mengapresiasi perjuangan pemain,” tutur Nil.

Bhayangkara FC mengambil alih kick off di babak pertama. Tim tamu justru lebih mendominasi di awal pertandingan. Dendy Sulistiyawan dan kawan-kawan sempat merepotkan barisan pertahanan Persela. Di menit ke-21, pemain Persela membuat pelanggaran setengah meter dari kotak terlarang. Anderson Sales membentur pagar betis Persela. Tim tamu akhirnya memimpin di menit ke-23 melalui tendangan jarak jauh Lee Yoo Joon.

Setelah leading satu gol, skuad The Guardian – julukan Bhayangkara FC mengendurkan serangan. Tim besutan Paul Munster tersebut memperkuat pertahanan yang hanya sesekali melakukan counter attack. Itu membuat Alex Dos Santos Goncalves dan kawan-kawan kesulitan menembus rapatnya barisan pertahanan Bhayangkara FC. Skor 0-1 untuk Bhayangkara FC menutup laga di babak pertama.

”Pertandingan yang krusial bagi kita. Tapi usaha dan kerja keras pemain sudah sangat maksimal. Memang hasilnya tidak bagus,” ujar pelatih 49 tahun tersebut.

- Advertisement -

Persela langsung meningkatkan agresivitas serangan di babak kedua. Hanya dalam waktu satu menit, Persela memiliki tiga peluang emas. Sayang kiper Bhayangkara FC tampil cukup gemilang. Peluang emas dimiliki Alex di menit ke-48. Sayang tendangannya masih mampu diblok kiper Bhayangkara FC. Satu menit berselang, giliran Lucky Wahyu melepaskan tandangan jarak jauh, yang mampu diselamatkan  kiper Bhayangkara FC. Serta tendangan Birrul yang juga masih mampu diblok.

Nil Maizar merefresh lini depan. Pelatih kelahiran Payakumbuh, Sumatera Barat itu menarik keluar Sugeng Efendi dan memasukkan Hambali Tholib pada ke-59. Tim berkaus kebesaran biru muda mampu mengurung pertahanan lawan. Sayang, sejumlah peluang emas belum bisa dimaksimalkan.

”Itu yang kita analisa di babak kedua. Kualitas passing Sugeng memang kurang. Alhamdulillah setelah kita ganti Hambali bisa menjadi hidup,” ujar mantan pelatih Timnas PSSI tahun 2012 – 2013 tersebut.

Ahmad Birrul Walidain akhirnya membuat publik Lamongan bergemuruh ketika mampu mengubah papan skor menjadi 1-1 di menit ke-69. Bek kanan Persela itu lolos dari jebakan offside. Dengan tenang, pemain asal Kecamatan Babat itu menyarangkan bola ke gawang Bhayangkara FC.

Bhayangkara FC sesekali melakukan counter attack yang mampu mengancam pertahanan Persela. Dendy yang mampu memenangkan duel atas. Namun, sundulannya mampu diselamatkan kiper Persela Dwi Kus. Di menit ke-79, Birrul dijatuhkan pemain Bhayangkara FC di kotak terlarang. Wasit punmenghadiahi Persela penalti. Alex yang ditunjuk sebagai eksekutor  gagal menjalankan tugasnya.

”Persaingan sangat luar biasa. Kalau kita bilang marah gak bisa. Dibilang sedih iya. Nanti saya akan bicara dengan Alex terkait penalti tadi,” imbuhnya.

Sementara itu, Head Coach Bhayangkara FC, Paul Munster meluapkan kekecewaan terhadap wasit ketika post match press conference. Dia menilai keputusan yang dibuat wasit hanya menguntungkan tuan rumah.

”Susah juga kalau kita bertanding dengan 12 hingga 13 orang ya. Apalagi kita bermain away,” ucap pelatih berkebangsaan Inggris itu.

Menurut dia, gol dari Persela berbau offside. Selain itu, wasit memberikan keputusan penalti yang merugikan timnya. Dia memuji kiper Bhayangkara FC yang bermain gemilang di laga tersebut.

”Mereka (Persela) dapat free kick, dapat penalti, dan dapat apa yang mereka inginkan.  Kalau ingin sepakbola Indonesia ingin maju, harus memiliki perangkat pertandingan yang berkualitas,” pungkas Paul Munster.

Artikel Terkait

Most Read

Artikel Terbaru


/