25.1 C
Bojonegoro
Saturday, March 25, 2023

Melihat Camp Pelatihan Pemain Muda yang Digagas Samsul Arif

- Advertisement -

Camp pelatihan sepak bola usia muda Bojonegoro sejak Senin (21/12) hingga Rabu (23/12) lalu berlangsung spesial. Sebab Pelatih nasional, Widodo Cahyono Putro berkesempatan menjadi instruktur langsung. Pelatih tim Liga 1 Persita Tenggerang itu hadir di Kota Ledre atas peran pemain nasional asal Bojonegoro, Samsul Arif. 

Langit biru cerah di atas Stadion Letjend H Soedirman Rabu pagi (23/12). Sedikit dihiasi awan putih. Sinar matahari memberi kehangatan. Pintu stadion terbuka lebar. Padahal sejak pandemi korona melanda, lebih sering ditutup. Bahkan tempat parkir stadion yang sering melompong, terlihat cukup padat.

Terdapat satu bus dan beberapa mobil serta sepeda motor. Di dalam stadion terlihat bocah-bocah berlari ke sana ke mari. Mengejar si kulit bundar. Sering terdengar teriakan memberi instruksi kepada mereka untuk mengarahkan bola. Di sisi timur lapangan stadion terlihat wajah tak asing di dunia sepak bola Indonesia.

Dia tampak serius mengawasi pergerakan bola dan pemain-pemian usia muda tersebut. Dialah pelatih nasional Widodo Cahyono Putro yang mengenakan topi dan berjaket abu-abu. Mantan pelatih Persela Lamongan itu sedang menjadi instruktur di camp pelatihan yang diprakarsai legenda Persibo Bojonegoro, Samsul Arif.

Pelatih Persita Tangerang itu selama tiga hari memberikan ilmunya di Kota Ledre. Mantan pemain timnas era 90-an itu mengaku tidak sulit beradaptasi ketika berada di Bojonegoro. Karena merupakan kota sepak bola.

- Advertisement -

Perasaan enjoy membuatnya mampu bertugas dan bekerja dengan nyaman. Bahkan Coach Widodo mengaku melihat ada beberapa pemain muda yang potensial. Meski pelaksanaan camp dibatasi terkait protokol kesehatan. Hanya 40 pemain yang berkesempatan ikut.

‘’Jika para pemain potensial itu konsisten berlatih dan dibina, akan bisa tembus level professional,’’ tukasnya. Pelatih yang pernah menjadi pemain terbaik Asia lewat gol saltonya itu gembira karena semua pemain peserta pelatihan bersemangat.

Terlihat ketika mereka bernyanyi dan mengikuti instruksi. Namun, terang dia, sepak bola tidak hanya mengandalkan semangat. Elemennya banyak sekali, seperti skill, attitude, IQ. “Termasuk hal-hal lain yang dipengaruhi lingkungan,” ungkap pelatih berumur 50 tahun itu.

Coach Widodo mengatakan, latihan selama tiga hari ini secara persiapan tim sebenarnya tidak ideal. Tapi ini hanya merupakan camp pelatihan. Sehingga pemain tidak hanya mendapat materi dari satu instruktur saja, tapi juga pelatih lain, termasuk oleh Samsul Arif.

“Materi yang diberikan, bagaimana menjadi pemain profesional maupun timnas? Kegiatan apa yang dilakukan sehari-hari? Juga ada class room, diberikan pengalaman-pengalaman pemain lokal, nasional, juga internasional. Yang dilakukan oleh-pemianpemian itu umumnya sama,” ungkap mantan pemain Persija Jakarta itu.

Ketika ditanya potensi pemain muda Bojonegoro yang mungkin bisa menjadi Samsul Arif baru, Coach Widodo menyatakan, untuk menjadi Samsul Arif baru susah. Karena dia memiliki karakter yang sangat khas. ‘’Tapi saya ini yakin dari camp ada satu atau dua bisa menjadi pemain professional,’’ tandasnya.

Coach Widodo berpesan pada pemain muda untuk jangan berkecil hati, atau memiliki pemikiran sulit bersaing. Dan harus terus mengejar harapan. “Sukses tidak akan bisa datang sendiri. Tetapi menuju ke sana, harus dikejar,” tegas pelatih kelahiran Cilacap itu.

Pelatih yang pernah menukangi timnas U-23 itu mengatakan, adanya camp pelatihan adalah suatu momen yang bagus dan harus bisa ditangkap oleh instansi-instansi terkait. Dengan begitu potensipotensi pemain muda akan diketahui.

‘’Apalagi Bojonegoro pernah menjadi daya magnet sepak bola. Kegiatan seperti ini perlu diperbanyak untuk menggairahkan lagi sepak bola di Bojonegoro Dengan begitu Bojonegoro bisa kembali ke liga teratas, karena memiliki potensi luar biasa,’’ paparnya. (irv)

Camp pelatihan sepak bola usia muda Bojonegoro sejak Senin (21/12) hingga Rabu (23/12) lalu berlangsung spesial. Sebab Pelatih nasional, Widodo Cahyono Putro berkesempatan menjadi instruktur langsung. Pelatih tim Liga 1 Persita Tenggerang itu hadir di Kota Ledre atas peran pemain nasional asal Bojonegoro, Samsul Arif. 

Langit biru cerah di atas Stadion Letjend H Soedirman Rabu pagi (23/12). Sedikit dihiasi awan putih. Sinar matahari memberi kehangatan. Pintu stadion terbuka lebar. Padahal sejak pandemi korona melanda, lebih sering ditutup. Bahkan tempat parkir stadion yang sering melompong, terlihat cukup padat.

Terdapat satu bus dan beberapa mobil serta sepeda motor. Di dalam stadion terlihat bocah-bocah berlari ke sana ke mari. Mengejar si kulit bundar. Sering terdengar teriakan memberi instruksi kepada mereka untuk mengarahkan bola. Di sisi timur lapangan stadion terlihat wajah tak asing di dunia sepak bola Indonesia.

Dia tampak serius mengawasi pergerakan bola dan pemain-pemian usia muda tersebut. Dialah pelatih nasional Widodo Cahyono Putro yang mengenakan topi dan berjaket abu-abu. Mantan pelatih Persela Lamongan itu sedang menjadi instruktur di camp pelatihan yang diprakarsai legenda Persibo Bojonegoro, Samsul Arif.

Pelatih Persita Tangerang itu selama tiga hari memberikan ilmunya di Kota Ledre. Mantan pemain timnas era 90-an itu mengaku tidak sulit beradaptasi ketika berada di Bojonegoro. Karena merupakan kota sepak bola.

- Advertisement -

Perasaan enjoy membuatnya mampu bertugas dan bekerja dengan nyaman. Bahkan Coach Widodo mengaku melihat ada beberapa pemain muda yang potensial. Meski pelaksanaan camp dibatasi terkait protokol kesehatan. Hanya 40 pemain yang berkesempatan ikut.

‘’Jika para pemain potensial itu konsisten berlatih dan dibina, akan bisa tembus level professional,’’ tukasnya. Pelatih yang pernah menjadi pemain terbaik Asia lewat gol saltonya itu gembira karena semua pemain peserta pelatihan bersemangat.

Terlihat ketika mereka bernyanyi dan mengikuti instruksi. Namun, terang dia, sepak bola tidak hanya mengandalkan semangat. Elemennya banyak sekali, seperti skill, attitude, IQ. “Termasuk hal-hal lain yang dipengaruhi lingkungan,” ungkap pelatih berumur 50 tahun itu.

Coach Widodo mengatakan, latihan selama tiga hari ini secara persiapan tim sebenarnya tidak ideal. Tapi ini hanya merupakan camp pelatihan. Sehingga pemain tidak hanya mendapat materi dari satu instruktur saja, tapi juga pelatih lain, termasuk oleh Samsul Arif.

“Materi yang diberikan, bagaimana menjadi pemain profesional maupun timnas? Kegiatan apa yang dilakukan sehari-hari? Juga ada class room, diberikan pengalaman-pengalaman pemain lokal, nasional, juga internasional. Yang dilakukan oleh-pemianpemian itu umumnya sama,” ungkap mantan pemain Persija Jakarta itu.

Ketika ditanya potensi pemain muda Bojonegoro yang mungkin bisa menjadi Samsul Arif baru, Coach Widodo menyatakan, untuk menjadi Samsul Arif baru susah. Karena dia memiliki karakter yang sangat khas. ‘’Tapi saya ini yakin dari camp ada satu atau dua bisa menjadi pemain professional,’’ tandasnya.

Coach Widodo berpesan pada pemain muda untuk jangan berkecil hati, atau memiliki pemikiran sulit bersaing. Dan harus terus mengejar harapan. “Sukses tidak akan bisa datang sendiri. Tetapi menuju ke sana, harus dikejar,” tegas pelatih kelahiran Cilacap itu.

Pelatih yang pernah menukangi timnas U-23 itu mengatakan, adanya camp pelatihan adalah suatu momen yang bagus dan harus bisa ditangkap oleh instansi-instansi terkait. Dengan begitu potensipotensi pemain muda akan diketahui.

‘’Apalagi Bojonegoro pernah menjadi daya magnet sepak bola. Kegiatan seperti ini perlu diperbanyak untuk menggairahkan lagi sepak bola di Bojonegoro Dengan begitu Bojonegoro bisa kembali ke liga teratas, karena memiliki potensi luar biasa,’’ paparnya. (irv)

Artikel Terkait

Most Read

Artikel Terbaru

Fokus Belajar Mapel Kimia

Bupati Ingatkan Jangan Malas

Pengaspalan Minggu Depan


/