Radar Lamongan – Persela Lamongan dan Persija Jakarta sama – sama mengemas tiga poin dari tiga laga awalnya di Liga 1 2021. Bedanya, tiga poin itu diraih Persela melalui sekali kemenangan dan dua kali kekalahan. Sedangkan Persija, menciptakan hat-trick hasil seri.
Agar bisa bersaing di papan tengah klasemen sementara, keduanya harus saling jegal saat bentrok di Stadion Pakansari Bogor nanti malam (24/9). ‘’Saya tidak mau terlalu berkomentar, bagaimana Persija tiga pertandingan belum bisa memetik tiga poin. Tapi kita sudah mempelajari kekuatan dan kelemahan mereka,’’ tutur pelatih Persela, Iwan Setiawan, kepada Jawa Pos Radar Lamongan kemarin (23/9).
Hasil seri dipetik Persija saat melawan PSS Sleman (1-1), berjumpa PSIS Semarang (2-2), dan menghadapi Persipura Jayapura (0-0). Pelatih berkacamata tersebut mengatakan, Persija menjadi salah satu tim terbaik di kompetisi Liga 1. Alasannya, tim Macan Kemayoran dihuni banyak pemain bintang dan skilnya di atas rata-rata.
Sebaliknya, Persela banyak dihuni pemain muda. ‘’Sehingga, untuk melawan Persija, hanya ada satu kata, kerja keras, kalau kita ingin meraih hasil maksimal,’’ terang pelatih 52 tahun tersebut. Sementara Persela di laga perdana takluk satu gol dari PSIS. Laskar Joko Tingkir menang 1-0 atas Persipura di pekan kedua. Serta kalah lagi saat menghadapi Persita. Apakah Persela bermain kurang konsisten di awal Liga 1? ‘’Saya kurang begitu sepaham, Persela kurang konsisten,’’ jawab Iwan.
Menurut dia, sorotan penampilan timnya harus didasarkan analisa data dan fakta pertandingan. Meski kalah dari Persita, versi Iwan, timnya lebih mendominasi. ‘’Perhatikan minute play pemain Persela bandingkan 17 tim. Apa yang ditampilkan anak muda ini, perlu kami beri apresiasi. Terlepas dari kekurangan mereka, itu wajar,’’ tukasnya.
Iwan mengaku mendapatkan banyak pelajaran baru ketika membesut banyak pemain junior di Persela. Dia memberikan contoh ketika menghadapi Persita yang sudah unggul 1-0. Ketika Persita menerapkan compact defens, pemain muda Persela harus mampu melakukan penetrasi dan kombinasi permainan.
‘’Pemain kita tidak bisa memainkan itu dan cenderung monoton, seperti kita menghantam tembok China. Yang perlu diperbaiki adalah level kreativitas,’’ imbuh Iwan.
Pelatih Persija, Angelo Alessio, mengatakan, dirinya sudah mengamati beberapa pertandingan yang dijalani Persela. Pelatih 56 tahun tersebut mewaspadai Malik Risaldi, Riyatno Abiyoso, dan Ivan Carlos Franca Coelho.
‘’Saya tidak terlalu fokus tim lawan, tapi kami memiliki keyakinan bagaimana tim ini tampil bagus, seratus persen, dan diharapkan hasilnya bagus untuk Persija,’’ ucap pelatih yang mempersembahkan trofi Coppa Italia untuk Juventus pada 1989 – 1990 tersebut. Alessio mengatakan, semua komponen di Persija ingin memenangkan pertandingan keempat nanti.
Terutama diri nya yang paling bertanggung jawab atas Persija. Menurut dia, seluruh pemain sudah memberikan yang terbaik di lapangan. Dia kini fokus untuk memperbaiki kelemahan meraih hasil maksimal di laga selanjutnya. ‘’Lawan Persela, Persija ingin meraih tiga poin yang pertama. Jika itu terwujud maka akan semakin mudah untuk ke depannya,’’ imbuh Alessio saat pre match press conference.
Stoper Persija, Maman Abdulrahman, menuturkan, dia dan rekan-rekannya cukup kecewa karena belum pernah menang di tiga laga sebelumnya. Namun di balik hasil itu, rekan-rekannya masih memiliki semangat yang tinggi.
Menurut Maman, kekecewaan itu muncul karena Persija memiliki ekspektasi menang di setiap pertandingan. ‘’Saya harap di pertandingan besok (nanti malam), yang memang statusnya kita sebagai tuan rumah, tiga poin menjadi harga mati. Dan kita sudah sepakat, pertandingan besok adalah awal kebangkitan dari Persija,’’ ujar Maman.
Menurut dia, seluruh klub Liga 1 mewaspadai Persija yang menjadi juara Piala Menpora lalu. Sehingga, Maman mengaku, rekan-rekannya harus lebih ekstra untuk bisa mewaspadai seluruh lawan di Liga 1, termasuk Persela. ‘’Kalau skil, akan bisa ditutupi semangat. Kalau hanya mengandalkan nama besar saja, tidak cukup tanpa kerja keras,’’ tutur Maman.