25.2 C
Bojonegoro
Thursday, June 1, 2023

Kurang Kreasi dari Pemain Muda, Persela Kalah Poin dengan Persita

- Advertisement -

Pelatih Persela Lamongan, Iwan Setiawan, hadir terlambat saat post match press conference, kemarin sore (17/9). Pelatih kelahiran Banda Aceh tersebut marah besar kepada pemainnya, karena tim Laskar Joko Tingkir ini takluk 0-1 dari Persita Tangerang yang hanya bermain dengan sepuluh orang.

‘’Saya terlambat karena ada sesuatu yang penting yang saya sampaikan ke tim. Jangan sampai terjadi lagi,’’ tutur Iwan kepada Jawa Pos Radar Lamongan.

Dia mengatakan, ketika menghadapi tim yang menerapkan compact defend kuat seperti Persita, dibutuhkan kreasi dari pemain muda. Namun, pemain muda yang diturunkannya belum mampu menunjukkan kreativitas serangan.

‘’Tim ini banyak pemain muda. Seharusnya mereka lebih bisa berkreasi untuk memecahkan compact defend. Seperti one-two touch atau combination play,’’ ujar pelatih berkacamata tersebut. Sejak awal, menurut Iwan, dirinya membangun Persela dengan mengedepankan kolektivitas. Apalagi, Persela tidak memiliki pemain bintang.

Iwan berusaha menggenjot serangan timnya melalui pemain-pemain muda yang dimiliki. ‘’Ini mungkin yang akan menjadi pekerjaan rumah (PR) kami,’’ ujar mantan pelatih Borneo FC dan Persebaya Surabaya tersebut.

- Advertisement -

Meski menang jumlah pemain, striker berpaspor Brasil, Ivan Carlos Franca Coelho, tidak memiliki banyak peluang menghadapi Pendekar Cisadane. Second line Persela cukup lemah dalam memberikan umpan memanjakan striker plontos tersebut. ‘’Saya setuju kalau Ivan Carlos minim support. Itu seperti yang saya bilang tadi, karena kurangnya kreasi,’’ imbuh Iwan.

Menurut Iwan, ketika unggul jumlah pemain, timnya memiliki penguasaan bola yang lebih bagus. Saat kondisi seperti itu, maka timnya harus meningkatkan serangan agar secepatnya bisa mencetak gol. Namun, pemain Persela tergesa-gesa dalam melakukan penyelesaian akhir.

‘’Dibilang tergesa-gesa, bisa menjadi salah satu. Tapi tim yang unggul jumlah pemain dituntut harus memaksa membongkar pertahanan lawan yang lebih rapat,’’ tukasnya. Sementara itu, pelatih Persita Widodo C Putro mengaku belum bisa memberikan komentar terkait kartu merah yang diterima pemainnya.

Dia beralasan belum melihat replay pertandingan. ‘’Setelah kita bermain sepuluh orang, saya fokus bagaimana pergantian untuk bisa memenangkan pertandingan. Saya harus melakukan rotasi beberapa pemain,’’ ujar Widodo.

Dia mengatakan, sebanyak 30 pemain Persita memiliki peluang yang sama untuk bisa bermain di setiap pertandingan. Widodo termotivasi untuk bisa memainkan seluruh pemain yang dimiliki. ‘’Kami berharap ke depan, pemain cadangan bisa menggantikan pemain utama,’’ jelas Widodo.

Persita memang bisa mencetak gol saat hanya bermain dengan sepuluh pemain. Sebab, Aldi Al Achya diganjar kartu merah pada menit ke-57. Pencetak golnya, pemain pengganti, Rifki Dwi Septiawan. Dia masuk menggantikan Taufik Febriyanto pada menit ke-64.

Baru lima menit berada di lapangan hijau, tendangan Rifki mampu menggetarkan jala gawang Persela yang dijaga Dwi Kuswanto. Gol dari pemain pengganti ini mengingatkan kegagalan Persela dari PSIS di laga perdana Liga 1.

Saat itu, Riyan Ardiansyah yang masuk menggantikan Septian David Maulana pada menit ke-77, membuyarkan impian Persela untuk membawa pulang satu poin, setelah mencetak gol di menit akhir pertandingan.

Pelatih Persela Lamongan, Iwan Setiawan, hadir terlambat saat post match press conference, kemarin sore (17/9). Pelatih kelahiran Banda Aceh tersebut marah besar kepada pemainnya, karena tim Laskar Joko Tingkir ini takluk 0-1 dari Persita Tangerang yang hanya bermain dengan sepuluh orang.

‘’Saya terlambat karena ada sesuatu yang penting yang saya sampaikan ke tim. Jangan sampai terjadi lagi,’’ tutur Iwan kepada Jawa Pos Radar Lamongan.

Dia mengatakan, ketika menghadapi tim yang menerapkan compact defend kuat seperti Persita, dibutuhkan kreasi dari pemain muda. Namun, pemain muda yang diturunkannya belum mampu menunjukkan kreativitas serangan.

‘’Tim ini banyak pemain muda. Seharusnya mereka lebih bisa berkreasi untuk memecahkan compact defend. Seperti one-two touch atau combination play,’’ ujar pelatih berkacamata tersebut. Sejak awal, menurut Iwan, dirinya membangun Persela dengan mengedepankan kolektivitas. Apalagi, Persela tidak memiliki pemain bintang.

Iwan berusaha menggenjot serangan timnya melalui pemain-pemain muda yang dimiliki. ‘’Ini mungkin yang akan menjadi pekerjaan rumah (PR) kami,’’ ujar mantan pelatih Borneo FC dan Persebaya Surabaya tersebut.

- Advertisement -

Meski menang jumlah pemain, striker berpaspor Brasil, Ivan Carlos Franca Coelho, tidak memiliki banyak peluang menghadapi Pendekar Cisadane. Second line Persela cukup lemah dalam memberikan umpan memanjakan striker plontos tersebut. ‘’Saya setuju kalau Ivan Carlos minim support. Itu seperti yang saya bilang tadi, karena kurangnya kreasi,’’ imbuh Iwan.

Menurut Iwan, ketika unggul jumlah pemain, timnya memiliki penguasaan bola yang lebih bagus. Saat kondisi seperti itu, maka timnya harus meningkatkan serangan agar secepatnya bisa mencetak gol. Namun, pemain Persela tergesa-gesa dalam melakukan penyelesaian akhir.

‘’Dibilang tergesa-gesa, bisa menjadi salah satu. Tapi tim yang unggul jumlah pemain dituntut harus memaksa membongkar pertahanan lawan yang lebih rapat,’’ tukasnya. Sementara itu, pelatih Persita Widodo C Putro mengaku belum bisa memberikan komentar terkait kartu merah yang diterima pemainnya.

Dia beralasan belum melihat replay pertandingan. ‘’Setelah kita bermain sepuluh orang, saya fokus bagaimana pergantian untuk bisa memenangkan pertandingan. Saya harus melakukan rotasi beberapa pemain,’’ ujar Widodo.

Dia mengatakan, sebanyak 30 pemain Persita memiliki peluang yang sama untuk bisa bermain di setiap pertandingan. Widodo termotivasi untuk bisa memainkan seluruh pemain yang dimiliki. ‘’Kami berharap ke depan, pemain cadangan bisa menggantikan pemain utama,’’ jelas Widodo.

Persita memang bisa mencetak gol saat hanya bermain dengan sepuluh pemain. Sebab, Aldi Al Achya diganjar kartu merah pada menit ke-57. Pencetak golnya, pemain pengganti, Rifki Dwi Septiawan. Dia masuk menggantikan Taufik Febriyanto pada menit ke-64.

Baru lima menit berada di lapangan hijau, tendangan Rifki mampu menggetarkan jala gawang Persela yang dijaga Dwi Kuswanto. Gol dari pemain pengganti ini mengingatkan kegagalan Persela dari PSIS di laga perdana Liga 1.

Saat itu, Riyan Ardiansyah yang masuk menggantikan Septian David Maulana pada menit ke-77, membuyarkan impian Persela untuk membawa pulang satu poin, setelah mencetak gol di menit akhir pertandingan.

Artikel Terkait

Most Read

Baru Dua Pendaftar

Malik Diincar Dua Klub Liga 1

Artikel Terbaru


/