Radar Bojonegoro - Kreasi anyaman bambu masih menjadi tumpuan warga untuk tetap bersemangat di tengah pandemi. Seperti puluhan warga di Dusun Grogol, Desa Sumuragung, Kecamatan Sumberrejo, ini.
Kampung perajin anyaman bambu terdapat puluhan warga yang menjadi perajin. Seperti kerajinan tampah atau alat pemilah beras, kukusan, wadah nasi, hingga peralatan dapur lainnya. Menariknya, semua proses pembuatannya secara manual.
Kasno, 56, salah satu perajin tampah di Dusun Grogol ini meneruskan usaha keluarganya. Dia generasi ketiga dan berusaha survive membuat anyaman bambu ini meski situasi pandemi. Kasno mengakui pernah mengalami seret dan berhenti menganyam pada awal terjadi pandemi Covid-19. Situasi sulit dialami hingga Lebaran.
Menurut Kasno, saa tini sasaran pembeli hasil kerajinannya merupakan orang-orang hajatan. “Saya dan istri sempat sedih, pasaran sepi saat itu. Beruntung istri saya (Mujiani) juga bekerja sebagai buruh pabrik rokok di desa sebelah. Meski megapmegap ekonomi untuk makan keluarga masih bisa bertahan,” tutur Kasno.
Namun, Kasno menuturkan, suasana itu hanya terjadi dua hingga bulan saja. Usai Lebaran, permintaan pasar melalui tengkulak asal Kecamatan Kedungadem, mulai berdatangan.
“Saya tidak menjual ke pasar. Tapi, didatangi tengkulak seminggu sekali. Musim Covid-19 saat ini pihak tengkulak hanya mengambil sekitar 30 tampah hasil kerajinan anyaman. Kecuali ada pesanan perorangan datang sendiri ke rumah saya,” jelas Mujiani.
Selain Kasno, ada puluhan perajin anyaman bambu berbagai macam di Dusun Grogol. Perajin tersebar di RT 18, 19, 20, hingga RT 21. Anyaman bambu ini telah menjadi sandaran warga di tengah pandemi.