- Advertisement -
BOJONEGORO, Radar Bojonegoro – Kasus orang meninggal tenggelam ternyata angkanya mengejutkan. Sejak awal Januari hingga kemarin (21/2), Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Bojonegoro mencatat 9 korban tenggelam jiwa dan satu masih hilang. Korban didominasi anak-anak dan usia lanjut.
Kasi Kedaruratan dan Logistik BPBD Agus Purnomo mengatakan, faktor menyebabkan terjadinya laka air beragam, terutama karena faktor kelalaian. Selain itu kasus bunuh diri terjadi di Desa Jelu, Kecamatan Ngasem. ‘’Selama ada pencarian korban di aliran sungai, tercatat sebagai laka air,” jelasnya.
Intensitas hujan yang tinggi tentu memicu sungai dan kali debitnya naik dan arus deras. Tentu, masyarakat diminta waspada. ‘’Derasnya aliran sungai karena memang sedang cuaca ekstrem, jadi lebih berhati-hati tidak bermain di daerah aliran sungai,” kata Kepala Pelaksana (Kalak) BPBD Ardhian Orianto.
- Advertisement -
Berdasar keterangan Kepala Stasiun Meteorologi Kelas I Juanda Sidoarjo Taufiq Hermawan pada Sabtu kemarin (18/2), bahwa dari hasil analisis kondisi iklim masih terdapat potensi cuaca ekstrem hingga 24 Februari 2023. Hal tersebut membuat peningkatan curah hujan wilayah Jawa Timur termasuk Bojonegoro. (dan/rij)
BOJONEGORO, Radar Bojonegoro – Kasus orang meninggal tenggelam ternyata angkanya mengejutkan. Sejak awal Januari hingga kemarin (21/2), Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Bojonegoro mencatat 9 korban tenggelam jiwa dan satu masih hilang. Korban didominasi anak-anak dan usia lanjut.
Kasi Kedaruratan dan Logistik BPBD Agus Purnomo mengatakan, faktor menyebabkan terjadinya laka air beragam, terutama karena faktor kelalaian. Selain itu kasus bunuh diri terjadi di Desa Jelu, Kecamatan Ngasem. ‘’Selama ada pencarian korban di aliran sungai, tercatat sebagai laka air,” jelasnya.
Intensitas hujan yang tinggi tentu memicu sungai dan kali debitnya naik dan arus deras. Tentu, masyarakat diminta waspada. ‘’Derasnya aliran sungai karena memang sedang cuaca ekstrem, jadi lebih berhati-hati tidak bermain di daerah aliran sungai,” kata Kepala Pelaksana (Kalak) BPBD Ardhian Orianto.
- Advertisement -
Berdasar keterangan Kepala Stasiun Meteorologi Kelas I Juanda Sidoarjo Taufiq Hermawan pada Sabtu kemarin (18/2), bahwa dari hasil analisis kondisi iklim masih terdapat potensi cuaca ekstrem hingga 24 Februari 2023. Hal tersebut membuat peningkatan curah hujan wilayah Jawa Timur termasuk Bojonegoro. (dan/rij)