- Advertisement -
AINUR Rofiqoh mengingat awal – awal naik gunung pada 2018. Dia memilih Gunung Penanggungan untuk didaki bersama teman-temannya.
Saat pendakian, seorang temannya beberapa jam kerasukan makhluk gaib dan kemudian tak sadarkan diri. Kejadian itu membuatnya takut. ‘’Teman saya bisa sadar lagi itu dibantuin teman yang lain, kita banyak rombongan,’’ ucap perempuan umur 22 tahun tersebut.
‘’Dengan kejadian itu, di setiap langkah saya selalu baca salawat,’’ imbuh perempuan yang akrab disapa Vivi ini.
- Advertisement -
Namun, setelah kejadian itu, dara asal Desa Sambopinggir, Kecamatan Karangbinangun tersebut tak kapok mendaki gunung. Kejadian sejenis juga terulang saat pendakian kedua di Gunung Pundak. Meski sudah tidak takut, dia tetap khawatir. ‘’Kejadian ketiga di Gunung pundak juga Mas,’’ tutur mahasiswi jurusan Akuntansi Universitas Nahdlatul Ulama Surabaya ini.
Dia menceritakan, ketika ada temannya cowok foto bertiga, saat dilihat hasil fotonya di perjalanan turun, ternyata di tengah ada tangan yang merangkul. Dari kegiatan – kejadian tersebut, dia mendapat pelajaran banyak.
‘’Kalau mau naik, baca doa dulu, harus jaga tingkah dan omongan saat naik gunung,’’ pesannya. (sip/yan)
AINUR Rofiqoh mengingat awal – awal naik gunung pada 2018. Dia memilih Gunung Penanggungan untuk didaki bersama teman-temannya.
Saat pendakian, seorang temannya beberapa jam kerasukan makhluk gaib dan kemudian tak sadarkan diri. Kejadian itu membuatnya takut. ‘’Teman saya bisa sadar lagi itu dibantuin teman yang lain, kita banyak rombongan,’’ ucap perempuan umur 22 tahun tersebut.
‘’Dengan kejadian itu, di setiap langkah saya selalu baca salawat,’’ imbuh perempuan yang akrab disapa Vivi ini.
- Advertisement -
Namun, setelah kejadian itu, dara asal Desa Sambopinggir, Kecamatan Karangbinangun tersebut tak kapok mendaki gunung. Kejadian sejenis juga terulang saat pendakian kedua di Gunung Pundak. Meski sudah tidak takut, dia tetap khawatir. ‘’Kejadian ketiga di Gunung pundak juga Mas,’’ tutur mahasiswi jurusan Akuntansi Universitas Nahdlatul Ulama Surabaya ini.
Dia menceritakan, ketika ada temannya cowok foto bertiga, saat dilihat hasil fotonya di perjalanan turun, ternyata di tengah ada tangan yang merangkul. Dari kegiatan – kejadian tersebut, dia mendapat pelajaran banyak.
‘’Kalau mau naik, baca doa dulu, harus jaga tingkah dan omongan saat naik gunung,’’ pesannya. (sip/yan)