30.7 C
Bojonegoro
Tuesday, June 6, 2023

Putri Ayu Nur Wachidah

Perlu Update Lagu Islami

- Advertisement -

PUTRI Ayu Nur Wachidah sibuk mengerjakan skripsi di semester delapan ini,  Putri memiliki hobi bernyanyi, nuansa islami, namun dia memiliki kendala kurang bisa ber interaksi dengan penonton, atau bisa juga disebut kurang percaya diri. Selain itu dia harus selalu update lagu gambus dan banjari.

 

“Di tuntut semua lagu harus bisa dan dipelajari, karena di acara ada orang itu request lagu baru, karena kalau lagu itu-itu saja kan bosen,” kata wanita umur 21 tahun tersebut.

 

Dia mengikuti kegiatan banjari sejak sekolah menengah pertama (SMP), hanya saja dia mengikuti festival lomba banjari waktu sekolah menengah atas (SMA), dia ber alasan karena waktu SMP di pondok sehingga meski ada kegiatan lomba, dari pondok atau sekolah SMP jarang mengikutinya.

- Advertisement -

 

“Kalau di pondok kan lebih agak tertutup, saya lebih suka lagu nuansa islami, kurang suka menyanyikan lagu pop dan dangdut, karena belum pernah berkecimpung disana,” ujar dara Desa Sumberagung Kecamatan Sukodadi Lamongan.

 

Selain banjari dan gambus, Putri juga menyukai kegiatan qori’, dia memulai belajar qori’ kelas 3 madrasah ibtidaiyah (mi), meskipun dari orang tua tidak pernah memberi guru les privat qori’, namun saat sekolah MI ketika ada kegiatan bimbingan atau perlombaan dia selalu ikut.

 

“Kalau di qori’, sampai sekarang masih belajar di nafas, bahkan sempat di suruh guru ikut renang, tapi tidak bisa renang, kalau cengkok dan nada saya bisa,” tutur mahasiswi Universitas Islam Negeri Sunan Ampel (UINSA) Surabaya.

 

Dia dapat pelajaran dari kegaiatn qori dan banjari, yakni lebih mempersiapkan nada awal, kemudian perlu di ingat-ingat pas latihan ambil nadanya dimana, perlu percaya diri agar di panggung bisa siap dengan baik.

 

“Untuk cita-cita belum tau, yang penting saat ini secepatnya bisa lulus kuliah,” tuturnya. (sip/ind)

PUTRI Ayu Nur Wachidah sibuk mengerjakan skripsi di semester delapan ini,  Putri memiliki hobi bernyanyi, nuansa islami, namun dia memiliki kendala kurang bisa ber interaksi dengan penonton, atau bisa juga disebut kurang percaya diri. Selain itu dia harus selalu update lagu gambus dan banjari.

 

“Di tuntut semua lagu harus bisa dan dipelajari, karena di acara ada orang itu request lagu baru, karena kalau lagu itu-itu saja kan bosen,” kata wanita umur 21 tahun tersebut.

 

Dia mengikuti kegiatan banjari sejak sekolah menengah pertama (SMP), hanya saja dia mengikuti festival lomba banjari waktu sekolah menengah atas (SMA), dia ber alasan karena waktu SMP di pondok sehingga meski ada kegiatan lomba, dari pondok atau sekolah SMP jarang mengikutinya.

- Advertisement -

 

“Kalau di pondok kan lebih agak tertutup, saya lebih suka lagu nuansa islami, kurang suka menyanyikan lagu pop dan dangdut, karena belum pernah berkecimpung disana,” ujar dara Desa Sumberagung Kecamatan Sukodadi Lamongan.

 

Selain banjari dan gambus, Putri juga menyukai kegiatan qori’, dia memulai belajar qori’ kelas 3 madrasah ibtidaiyah (mi), meskipun dari orang tua tidak pernah memberi guru les privat qori’, namun saat sekolah MI ketika ada kegiatan bimbingan atau perlombaan dia selalu ikut.

 

“Kalau di qori’, sampai sekarang masih belajar di nafas, bahkan sempat di suruh guru ikut renang, tapi tidak bisa renang, kalau cengkok dan nada saya bisa,” tutur mahasiswi Universitas Islam Negeri Sunan Ampel (UINSA) Surabaya.

 

Dia dapat pelajaran dari kegaiatn qori dan banjari, yakni lebih mempersiapkan nada awal, kemudian perlu di ingat-ingat pas latihan ambil nadanya dimana, perlu percaya diri agar di panggung bisa siap dengan baik.

 

“Untuk cita-cita belum tau, yang penting saat ini secepatnya bisa lulus kuliah,” tuturnya. (sip/ind)

Artikel Terkait

Most Read

Artikel Terbaru


/