- Advertisement -
IIN Nur Zulaili sering menulis artikel dan aktif mengabdi di Diaspora Muda Lamongan. Tulisannya lebih banyak tentang studi islam. Alasannya, searah dengan profesinya sebagai dosen saat ini.
‘’Biasanya mengisi liburan berdiskusi dengan teman-teman organisasi,” tutur dosen Universitas Islam Negeri Sunan Ampel (UINSA) Surabaya ini.
Menurut Iin, tantangan menjadi dosen muda adalah menulis dengan keserasian dan berkualitas menarik. “Jika weekend saya lebih memilih membaca buku cetak,” tutur perempuan 27 tahun ini.
- Advertisement -
Menurut Iin, menulis dapat menghilangkan stres dan menjauhkan diri dari kegiatan yang sia-sia. Menulis membuatnya menjadi manusia yang dinamis.
‘’Hobi secara umum saya menyukai olahraga renang. Biasanya diagendakan tiap sebulan sekali, namun kalau ada waktu luang diagendakan satu bulan dua kali,” tutur dara asal Desa Pengumbulanadi, Kecamatan Tikung, ini.
Selain itu, dia mengikuti kursus membaca aksara Jawa bernama komunitasnya, MOKMIN. Kegiatan untuk melestarikan budaya Jawa, terutama memelajari naskah-naskah kuno tersebut diagendakan setiap minggu dua kali.
‘’Saya juga suka dengan isu lingkungan, saya sering mengumpulkan tempat skincare bekas untuk dikirim ke tempat daur ulang,” tuturnya. (sip/yan)
IIN Nur Zulaili sering menulis artikel dan aktif mengabdi di Diaspora Muda Lamongan. Tulisannya lebih banyak tentang studi islam. Alasannya, searah dengan profesinya sebagai dosen saat ini.
‘’Biasanya mengisi liburan berdiskusi dengan teman-teman organisasi,” tutur dosen Universitas Islam Negeri Sunan Ampel (UINSA) Surabaya ini.
Menurut Iin, tantangan menjadi dosen muda adalah menulis dengan keserasian dan berkualitas menarik. “Jika weekend saya lebih memilih membaca buku cetak,” tutur perempuan 27 tahun ini.
- Advertisement -
Menurut Iin, menulis dapat menghilangkan stres dan menjauhkan diri dari kegiatan yang sia-sia. Menulis membuatnya menjadi manusia yang dinamis.
‘’Hobi secara umum saya menyukai olahraga renang. Biasanya diagendakan tiap sebulan sekali, namun kalau ada waktu luang diagendakan satu bulan dua kali,” tutur dara asal Desa Pengumbulanadi, Kecamatan Tikung, ini.
Selain itu, dia mengikuti kursus membaca aksara Jawa bernama komunitasnya, MOKMIN. Kegiatan untuk melestarikan budaya Jawa, terutama memelajari naskah-naskah kuno tersebut diagendakan setiap minggu dua kali.
‘’Saya juga suka dengan isu lingkungan, saya sering mengumpulkan tempat skincare bekas untuk dikirim ke tempat daur ulang,” tuturnya. (sip/yan)