- Advertisement -
SEMESTER tujuh, Zalsa Laili Mahfiroh, mulai menyusun skripsi. Namun, di awal semester, dia masih di Malaysia, mengikuti KKN internasional antarperguruan tinggi Muhammadiyah.
‘’Sehingga saya bingung untuk konsultasi ke dosen, jadi baru konsultasi beberapa kali,’’ ujar mahasiswi berusia 20 tahun tersebut.
Dia merasa kurang sopan bila meminta bimbingan melalui pesan media sosial. Salsa memilih bimbingan secara langsung.
Dosen pembimbing baru juga mengubah rencananya. Salsa mencari judul alternatif.
‘’Jadi harus belajar lagi, harus cari judul lagi. Soalnya kan emang awalnya konsentrasi di sana,’’ ucap dara asal Desa Tambak Ploso, Kecamatan Turi tersebut.
- Advertisement -
Namun, Salsa harus siap ambil risiko. ‘’Sejujurnya agak takut juga, takut tidak sesuai dari awal, takut gak sesuai dengan tenggang waktu yang ditentukan lulusnya, tiba-tiba terlambat,‘’ ujar mahasiswi jurusan Farmasi Universitas Muhammadiyah Lamongan ini. (sip/yan)
SEMESTER tujuh, Zalsa Laili Mahfiroh, mulai menyusun skripsi. Namun, di awal semester, dia masih di Malaysia, mengikuti KKN internasional antarperguruan tinggi Muhammadiyah.
‘’Sehingga saya bingung untuk konsultasi ke dosen, jadi baru konsultasi beberapa kali,’’ ujar mahasiswi berusia 20 tahun tersebut.
Dia merasa kurang sopan bila meminta bimbingan melalui pesan media sosial. Salsa memilih bimbingan secara langsung.
Dosen pembimbing baru juga mengubah rencananya. Salsa mencari judul alternatif.
‘’Jadi harus belajar lagi, harus cari judul lagi. Soalnya kan emang awalnya konsentrasi di sana,’’ ucap dara asal Desa Tambak Ploso, Kecamatan Turi tersebut.
- Advertisement -
Namun, Salsa harus siap ambil risiko. ‘’Sejujurnya agak takut juga, takut tidak sesuai dari awal, takut gak sesuai dengan tenggang waktu yang ditentukan lulusnya, tiba-tiba terlambat,‘’ ujar mahasiswi jurusan Farmasi Universitas Muhammadiyah Lamongan ini. (sip/yan)
