- Advertisement -
Aliyah Jayana banyak mengurangi kegiatan mendaki gunungnya. Dia ingin fokus dengan rintisan usahanya di bidang fashion. Pilihan usaha disesuaikan dengan latar belakang pendidikan serta hobinya mendesain dan memproduksi pakaian kerja, kebaya, dan gaun.
“Alasan saya menyukai dunia fashion, karena tidak ada matinya, dan menjadi kebutuhan manusia,” tutur perempuan berusia 23 tahun tersebut.
Saat menempuh pendidikan di sekolah menengah kejuaran (SMK), dia memilih jurusan tata busana. Kegiatan fashion sering menarik perhatiannya.
- Advertisement -
“Saya harus update perkembangan fashion, karena jika ketinggalan akan tergerus zaman dan kalah dengan desain lain,” tutur dara asal Kecamatan Deket ini.
Liyah merasa senang ketika berhasil menciptakan desain. Itu artinya, dia bisa menuangkan ilmu dari sekolah ke kehidupan nyata.
“Pembuatan busana dari nol sampai jadi, saya membutuhkan dua hari, untuk mengerjakan gaun muslim modern. Saya berharap nanti bisa jadi desainer,” harap perempuan peraih penghargaan dari Putri Haritage Indonesia di Dinoyo Mall Malang 2022 ini.
Liyah terkadang harus dikejar deadline dari pelanggan. Sebab, sejumlah pengerjaan ada yang membutuhkan waktu lebih lama dari perkiraannya. Salah satu pelanggannya ada yang pesan untuk dikirimkan ke Australia.
“Kalau yang jauh, kita mengukur secara online, melalui video call. Kita pandu untuk mempersiapkan alat ukur, kemudian kita praktikkan bersama,” tuturnya.(sip/yan)
Aliyah Jayana banyak mengurangi kegiatan mendaki gunungnya. Dia ingin fokus dengan rintisan usahanya di bidang fashion. Pilihan usaha disesuaikan dengan latar belakang pendidikan serta hobinya mendesain dan memproduksi pakaian kerja, kebaya, dan gaun.
“Alasan saya menyukai dunia fashion, karena tidak ada matinya, dan menjadi kebutuhan manusia,” tutur perempuan berusia 23 tahun tersebut.
Saat menempuh pendidikan di sekolah menengah kejuaran (SMK), dia memilih jurusan tata busana. Kegiatan fashion sering menarik perhatiannya.
- Advertisement -
“Saya harus update perkembangan fashion, karena jika ketinggalan akan tergerus zaman dan kalah dengan desain lain,” tutur dara asal Kecamatan Deket ini.
Liyah merasa senang ketika berhasil menciptakan desain. Itu artinya, dia bisa menuangkan ilmu dari sekolah ke kehidupan nyata.
“Pembuatan busana dari nol sampai jadi, saya membutuhkan dua hari, untuk mengerjakan gaun muslim modern. Saya berharap nanti bisa jadi desainer,” harap perempuan peraih penghargaan dari Putri Haritage Indonesia di Dinoyo Mall Malang 2022 ini.
Liyah terkadang harus dikejar deadline dari pelanggan. Sebab, sejumlah pengerjaan ada yang membutuhkan waktu lebih lama dari perkiraannya. Salah satu pelanggannya ada yang pesan untuk dikirimkan ke Australia.
“Kalau yang jauh, kita mengukur secara online, melalui video call. Kita pandu untuk mempersiapkan alat ukur, kemudian kita praktikkan bersama,” tuturnya.(sip/yan)