TAHUN ini tak terasa sudah 77 tahun Indonesia merdeka. Selama dua tahun bangsa Indonesia Pandemi Covid-19 yang menglobal. Bangsa Indonesia keprihatinan dalam berbagai aspek kehidupan
Sesuai tema tahun ini, Pulih Lebih Cepat Bangkit Lebih Kuat, perlu komitmen bersama. Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) harus menjadi tanggung jawab bersama meski Covid-19 melanda sendi kehidupan. Sebuah kewajiban kolektif di tengah keberagaman dipahami secara bijak dan gotong royong. Dalam konteks yang demikian, menjadikan kehidupan bangsa Indonesia dengan segala potensi luar biasa harus dapat dirawat dengan semangat nasionalisme.
Banyak hal harus dilakukan agar kehidupan bangsa Indonesia merayakan 77 Tahun merdeka. Pertama, menjadi generasi milenial harus memainkan peran aktif dan inspiratif mengisi kemerdekaan.
Artinya, generasi milenial sebagai kaum muda memberi warna kehidupan memberikan manfaat kepada sesama dan lingkungan. Sebab bagaiamanapun juga kaum muda merupkan sosok yang secara fisik mengalami perkembangan secara psikis dan mengalami perkembangan secara emosional. Terlebih lagi pasca pandemi, generasi muda harus memberi keteladanan mengawal Covid-19 menjadi musuh bersama agar cepat berlalu dengan tetap melaksanakan prokes.
Kedua, mengelola rasa semangat kemandirian dalam menerjemahkan nasionalisme di tengah keberagaman. Mengapa ini penting? Karena Indonesia memiliki jumlah suku bangsa tersebar. Artinya bangsa memiliki ciri khas dan karakteristik aspek sosial dan budaya yang sangat kompleks. Keberagaman masyarakat, bisa saja menjadi tantangan. Maka perlu tata kelola tepat. Jangan salah kelola dan menyikapinya.
Munculnya perasaan kedaerahan dan kesukuan berlebihan dibarengi tindakan merusak persatuan dan mengancam keutuhan NKRI. Tugas mulia generasi muda era saat ini harus bisa mengawal kerukunan dalam bentuk dialog dan kerjasama dengan prinsip kebersamaan, kesetaraan, toleransi dan juga saling menghormati satu sama lain. Pola perilaku yang berbau hoak dan ujaran kebencian harus bisa diminimalisasi dalam pola pikir dan perilaku nyata dalam keseharian.
Ketiga, menjadi insan dalam pelajar profil Pancasila. Maksudnya, melalui Profil Pelajar Pancasila menjadi langkah awal dalam pengembangan kurikulum, termasuk upaya untuk menyederhanakan kurikulum nasional yang berorientasi pada siswa atau peserta didik. Profil Pelajar Pancasila pada esensinya sebagai upaya untuk mensintesa dan membantu pengembang kurikulum agar pendidikan nasional menjadi lebih bermantabat.
Melalui Profil Pelajar Pancasila dapat menentukan arah kurikulum nasional serta untuk melihat keseluruhan komponen pendidikan yang terintegrasi dalam mata pelajaran, kegiatan kokurikuler, ekstrakurikuler, dan asesmen sebagai satu kesatuan yang mengarah pada tujuan yang sama, yaitu tercapainya Profil Pelajar Pancasila. Dengan demikian, kedepan melalui Profil Pelajar Pancasila dapat mengedepankan kemandirian dalam pola pikir dan perilaku dalam semangat kebhinekaan dan pluralitas.\
Membangun Optimisme
Lantas bagaimana agar Bangsa Indonesia selalu optimisme. Pertama, adanya sikap komitmen kedewasaan bertata kehidupan. Mengedepankan kekerasan justru menjadi titik konflik berdampak negatif. Sudah menjadi kewajiban agar pemerintah, tokoh masyarakat, tokoh agama dan politisi mendorong keberagaman.
Kedua, menjaga NKRI diperlukan jiwa kenegarawanan bukan sikap primordial sempit. Semangat kenegarawanan saat ini bukan mengangkat senjata akan tetapi semangat belajar, berinovasi dan mengisi kemerdekaan dengan semangat dalam berkarya di tengah globalisasi dunia. Mengapa ini penting? Karena selama pandemi Covid-19 yang terjadi tata kelola kehidupan mengalami stagnasi dalam berbagai kehidupan.
Ketiga, NKRI harus menjadi titik tumpu dalam membangun semangat nasionalis yang digelora puluhan tahun lalu oleh para pendahulu harus tetap dijaga. Bangsa Indonesia harus bergandengan tangan dengan keterbukaan hati untuk bangkit dari rasa curiga dan ingin menang sendiri. Sudah saatnya, membangun komitmen dan bangkit dari sikap ego. NKRI harus menjadi milik bersama.
Nah, masyarakat sudah saatnya hidup sehat dan damai tanpa dibayangbayangi rasa ketakutan kebodohan dan tingginya rasa malas bangsanya. Semangat dalam mengelola tata kehidupan merupakan langkah mendesak agar NKRI tetap utuh dan bangsanya tegak menatap masa depan.
Komitmen untuk bangsa ini pulih lebih cepat dan bangkit lebih kuat dalam berbagai hal harus menjadi tugas bersama. Kuatnya komitmen seluruh bangsa ini menjadi nyata apa bila seluruh komponen bangsa memiliki rasa dan semangat Nasionalisme dalam merawat NKRI.
Dengan demikian, kemandirian bangsa Indonesia menjadi kuat karena kompetensi dan semangat kebersamaan dalam mengelola keberagaman didasari niat bertoleransi bukan intoleransi.
SUSANTO
Mengajar di SMAN 3 Bojonegoro