25.1 C
Bojonegoro
Saturday, March 25, 2023

Oleh: dr RETNO NURHAYATI, Sp.A. M.Biomed, Dokter spesialis anak RS ‘Aisyiyah Bojonegoro

Merdeka dari Stunting

- Advertisement -

HARI ini seluruh rakyat Indonesia memperingati 77 tahun Kemerdekaan Indonesia. Kemerdekaan harus disyukuri dengan menggelorakan semangat dan jiwa patriotisme. Salah satu isu besar dihadapi bangsa Indonesia yakni permasalahan stunting. Kondisi stunting berdampak serius kualitas sumber daya manusia (SDM) Indonesia masa depan.

 

Berdasar hasil survei SSGI 2021, angka kejadian stunting di Indonesia sebesar 24,4 persen. Pemerintah Indonesia pada RPJMN 2020-2024 menetapkan target kejadian stunting adalah 14 persen. Menyunting data resmi dashboard stunting Provinsi Jawa Timur, Kabupaten Bojonegoro menunjukkan prestasi luar biasa dalam program penurunan prevalensi stunting (mencapai 4,6 persen) pada 2021.

Stunting adalah kondisi gagal tumbuh pada anak balita akibat kekurangan gizi kronis terutama pada 1.000 hari pertama kehidupan. Stunting memengaruhi pertumbuhan dan perkembangan otak dan memiliki risiko lebih tinggi menderita penyakit kronis masa dewasa. Kondisi stunting dan malnutrisi berkontribusi berkurangnya 2-3 persen capaian produk domestik bruto (PDB) negara setiap tahun.

 

- Advertisement -

Seribu hari pertama kehidupan (HPK) merupakan fase kehidupan dimulai sejak terjadi pembuahan dan janin saat terjadi kehamilan (270 hari) sampai anak berusia 2 tahun (730 hari). Intervensi 1.000 HPK sebagai strategi intervensi spesifik dan sensitif pemerintah bersama stakeholder pencegahan penyakit masa sekarang, dapat menyelamatkan tumbuh kembang anak sebagai aset bangsa dekade ke depan.

 

Usaha dan upaya optimal pada 1.000 HPK meliputi persiapan seorang calon ibu sebelum merencanakan kehamilan. Asupan gizi seimbang mengandung protein hewani cukup, pemberian tablet tambah darah (TTD), pemberian asam folat serta mikronutrein lain diperlukan tumbuh kembang janin. Persalinan terpadu dan pemberian bekal melalui kelas ibu mempersiapkan bayi lahir dalam kondisi sehat.

Saat bayi lahir asupan terbaik melakukan inisiasi menyusui dini setelah pesalinan. Dilanjutkan pemberian ASI eksklusif enam bulan. Keberlanjutan pemberian MPASI tepat waktu, aman, adekuat dan diberikan benar kunci keberhasilan mengatasi permasalahan kekurangan asupan gizi anak.

 

Orang tua juga dituntut senantiasa upgrade ilmu kesehatan balita dengan rutin kunjungan ke posyandu. Pengukuran berat badan, tinggi badan/ panjang badan, lingkar kepala dan lengan, orang tua harus edukasi kesehatan anak, seperti imunisasi lengkap, pemberian suplementasi zat besi, vitamin A, pemberian taburia, obat cacing dan pemberian makanan tambahan. Peran kader kesehatan dan tenaga kesehatan puskesmas menjadi pelaksana monitoring grafik pertumbuhan perkembangan melalui buku KIA.

 

Faktor penyumbang kejadian stunting di antaranya lemahnya budaya hidup sehat masyarakat. Menjaga sanitasi dan higienitas. Perilaku hidup bersih dengan promosi kesehatan dan memberi pengetahuan orang tua tentang penyakit menular pada balita. Sanitasi dan ketersediaan air bersih menjadi intervensi sensitif untuk pencegahan stunting. Termasuk ketersediaan pangan, bantuan pangan nontunai, jaminan kesehatan, bina keluarga balita, pendidikan anak usia dini, kawasan rumah pangan lestari dan fortifikasi pangan.

 

Salah satu aspek penting upaya menurunkan prevalensi stunting adalah terjaminnya kemudahan masyarakat mengakses fasilitas kesehatan baik tingkat primer (puskesmas, klinik swasta, dokter keluarga) dan rumah sakit (pemerintah dan swasta). Pemkab Bojonegoro telah berkomitmen mencapai universal health coverage (UHC) dengan mengikutsertakan hampir seluruh pendudukanya pada Program Jaminan Kesehatan Nasional-Kartu Indonesia Sehat (JKN-KIS).

 

Capaian luar biasa ini menjadi indikator keseriusan Pemkab Bojonegoro mengintervensi permasalahan kesehatan, termasuk penanganan stunting. Layanan skrining stunting di puskesmas dan fasilitas kesehatan primer lain. Adanya rumah sakit rujukan stunting ditunjuk Dinas Kesehatan Kabupaten Bojonegoro memudahkan masyarakat dalam menegakkan diagnosis stunting.

 

Stunting merupakan problematika kesehatan tanggung jawab semua pihak. Sikap, respons, dan reaksi kita putuskan saat ini berdampak besar kualitas generasi mendatang. Kemauan dan kemampuan masyarakat lebih memperhatikan 1.000 hari pertama kehidupan, upaya deteksi stunting dan sinergi semua stakeholder menjadi kekuatan besar agar Indonesia dapat merdeka dari permasalahan gizi dan nutrisi anak. Sehingga tercipta masyarakat unggul dan berkualitas. Selamat memperingati Kemerdekaan ke-77 Indonesia. Mari bersama berupaya merdeka dari stunting. (*)

HARI ini seluruh rakyat Indonesia memperingati 77 tahun Kemerdekaan Indonesia. Kemerdekaan harus disyukuri dengan menggelorakan semangat dan jiwa patriotisme. Salah satu isu besar dihadapi bangsa Indonesia yakni permasalahan stunting. Kondisi stunting berdampak serius kualitas sumber daya manusia (SDM) Indonesia masa depan.

 

Berdasar hasil survei SSGI 2021, angka kejadian stunting di Indonesia sebesar 24,4 persen. Pemerintah Indonesia pada RPJMN 2020-2024 menetapkan target kejadian stunting adalah 14 persen. Menyunting data resmi dashboard stunting Provinsi Jawa Timur, Kabupaten Bojonegoro menunjukkan prestasi luar biasa dalam program penurunan prevalensi stunting (mencapai 4,6 persen) pada 2021.

Stunting adalah kondisi gagal tumbuh pada anak balita akibat kekurangan gizi kronis terutama pada 1.000 hari pertama kehidupan. Stunting memengaruhi pertumbuhan dan perkembangan otak dan memiliki risiko lebih tinggi menderita penyakit kronis masa dewasa. Kondisi stunting dan malnutrisi berkontribusi berkurangnya 2-3 persen capaian produk domestik bruto (PDB) negara setiap tahun.

 

- Advertisement -

Seribu hari pertama kehidupan (HPK) merupakan fase kehidupan dimulai sejak terjadi pembuahan dan janin saat terjadi kehamilan (270 hari) sampai anak berusia 2 tahun (730 hari). Intervensi 1.000 HPK sebagai strategi intervensi spesifik dan sensitif pemerintah bersama stakeholder pencegahan penyakit masa sekarang, dapat menyelamatkan tumbuh kembang anak sebagai aset bangsa dekade ke depan.

 

Usaha dan upaya optimal pada 1.000 HPK meliputi persiapan seorang calon ibu sebelum merencanakan kehamilan. Asupan gizi seimbang mengandung protein hewani cukup, pemberian tablet tambah darah (TTD), pemberian asam folat serta mikronutrein lain diperlukan tumbuh kembang janin. Persalinan terpadu dan pemberian bekal melalui kelas ibu mempersiapkan bayi lahir dalam kondisi sehat.

Saat bayi lahir asupan terbaik melakukan inisiasi menyusui dini setelah pesalinan. Dilanjutkan pemberian ASI eksklusif enam bulan. Keberlanjutan pemberian MPASI tepat waktu, aman, adekuat dan diberikan benar kunci keberhasilan mengatasi permasalahan kekurangan asupan gizi anak.

 

Orang tua juga dituntut senantiasa upgrade ilmu kesehatan balita dengan rutin kunjungan ke posyandu. Pengukuran berat badan, tinggi badan/ panjang badan, lingkar kepala dan lengan, orang tua harus edukasi kesehatan anak, seperti imunisasi lengkap, pemberian suplementasi zat besi, vitamin A, pemberian taburia, obat cacing dan pemberian makanan tambahan. Peran kader kesehatan dan tenaga kesehatan puskesmas menjadi pelaksana monitoring grafik pertumbuhan perkembangan melalui buku KIA.

 

Faktor penyumbang kejadian stunting di antaranya lemahnya budaya hidup sehat masyarakat. Menjaga sanitasi dan higienitas. Perilaku hidup bersih dengan promosi kesehatan dan memberi pengetahuan orang tua tentang penyakit menular pada balita. Sanitasi dan ketersediaan air bersih menjadi intervensi sensitif untuk pencegahan stunting. Termasuk ketersediaan pangan, bantuan pangan nontunai, jaminan kesehatan, bina keluarga balita, pendidikan anak usia dini, kawasan rumah pangan lestari dan fortifikasi pangan.

 

Salah satu aspek penting upaya menurunkan prevalensi stunting adalah terjaminnya kemudahan masyarakat mengakses fasilitas kesehatan baik tingkat primer (puskesmas, klinik swasta, dokter keluarga) dan rumah sakit (pemerintah dan swasta). Pemkab Bojonegoro telah berkomitmen mencapai universal health coverage (UHC) dengan mengikutsertakan hampir seluruh pendudukanya pada Program Jaminan Kesehatan Nasional-Kartu Indonesia Sehat (JKN-KIS).

 

Capaian luar biasa ini menjadi indikator keseriusan Pemkab Bojonegoro mengintervensi permasalahan kesehatan, termasuk penanganan stunting. Layanan skrining stunting di puskesmas dan fasilitas kesehatan primer lain. Adanya rumah sakit rujukan stunting ditunjuk Dinas Kesehatan Kabupaten Bojonegoro memudahkan masyarakat dalam menegakkan diagnosis stunting.

 

Stunting merupakan problematika kesehatan tanggung jawab semua pihak. Sikap, respons, dan reaksi kita putuskan saat ini berdampak besar kualitas generasi mendatang. Kemauan dan kemampuan masyarakat lebih memperhatikan 1.000 hari pertama kehidupan, upaya deteksi stunting dan sinergi semua stakeholder menjadi kekuatan besar agar Indonesia dapat merdeka dari permasalahan gizi dan nutrisi anak. Sehingga tercipta masyarakat unggul dan berkualitas. Selamat memperingati Kemerdekaan ke-77 Indonesia. Mari bersama berupaya merdeka dari stunting. (*)

Artikel Terkait

Most Read

Artikel Terbaru

Fokus Belajar Mapel Kimia

Bupati Ingatkan Jangan Malas

Pengaspalan Minggu Depan


/