Cikal-bakal eksistensi rumah sakit-klinik Muhammadiyah berawal dari ide brilian disampaikan KH Sudjak pada 1923. KH Sudjak ulama murid KH Ahmad Dahlan, tersebut berpendapat bahwa Muhammadiyah harus menempatkan kegiatannya sebagai fondasi infrastruktur kebangsaan. Menguatkan penyadaran perubahan nasib, hak sehat, hak cerdas, hak memperoleh pendidikan, dan hak berdialog dengan kitab suci.
Meski mimpinya ditertawakan banyak orang, dianggap tidak masuk akal, tapi beliau berhasil menginisiasi pendirian rumah sakit hingga sekarang. Kini, Muhammadiyah memiliki lebih dari 120 rumah sakit dan ratusan klinik kesehatan.
Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) Jawa Timur saat ini mempunyai 35 rumah sakit dan lebih 50 klinik. RS Universitas Muhammadiyah Jember menjadi rumah sakit terbaru diresmikan Ketua Umum Muhammadiyah Haedar Nashir, 11 Maret 2023.
Sementara, Muhammadiyah Bojonegoro mempunyai tiga rumah sakit dan dua klinik. Yaitu RS Aisyiyah, RSI Muhammadiyah Sumberrejo, RS Muhammadiyah Kalitidu, Klinik Rawat Inap dan klinik Pratama Muhammadiyah Keduangadem. Semua rumah sakit dan klinik tumbuh berkembang dari akar rumput (grassroot) melalui perjuangan dan pengorbanan kader-kader di ranting, cabang, dan daerah tiada lelah berjuang.
Lebih dari setengah abad, rumah sakit-klinik di Bojonegoro memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat. Perjuangan, sinergitas, kolaborasi, dan profesionalitas menjadi pilar-pilar utama pertumbuhan. Bersama-sama Pemkab Bojonegoro dan insan-insan kesehatan, rumah sakit dan klinik secara aktif dan partisipasif memberi pelayanan kesehatan aspek promotif, preventif, kuratif, dan rehabilitatif.
Kehadiran dan sinergi rumah sakit-klinik menyukseskan program kesehatan nasional dan pemerintah daerah Bojonegoro telah terimplementasi berkesinambungan. Rumah sakit-klinik Muhammadiyah proaktif mendukung upaya dan program penurunan angka kematian ibu dan bayi. Upaya penurunan stunting, penurunan prevalensi TBC, hingga pencegahan HIV-AIDS.
Tidak dapat dipungkiri, eksistensi dan keberadaan rumah sakit-klinik memberi warna indah pelayanan kesehatan. Laksana magnet dengan kekuatan medan luar biasa sebagai wahana bekerja putra-putri terbaik Bojonegoro. Puluhan asuransi kesehatan komersial mempercayakan pelayanan kesehatan nasabahnya. Setiap bulan ribuan masyarakat Bojonegoro mempercayakan pelayanan kesehatannya kepada rumah sakit-klinik tersebut.
Saat pandemi Covid-19, ratusan tempat tidur dialokasikan khusus pasien korona. Lebih dari 1.000 tenaga berjuang medan pertempuran dan tiada terhitung secara material nilai investasi dan dana dikeluarkan upaya penanggulangan Covid-19.
Kabupaten Bojonegoro telah menjadi kabupaten dengan cakupan kesehatan semesta (universal health coverage). Artinya, hampir seluruh masyarakat Bojonegoro telah mendapatkan perlindungan asuransi kesehatan. Semua rumah sakit-klinik telah menjadi mitra BPJS Kesehatan.
Hari ini (12/3) berlangsung Musyawarah Daerah (Musyda) Muhammadiyah Bojonegoro ke-10. Forum silaturrahim dan koordinasi tertinggi merumuskan strategi ke depan mewujudakan Islam Berkemajuan dan memajukan Bojonegoro.
Musyda juga memilih pengurus PDM 2022-2027. Semoga Musyda ke-10 menghasilkan strategi dan pimpinan-pimpinan mampu melipatgandakan kemanfaatan dan membumikan risalah Muhammadiyah di Bojonegoro. Mampu menguatkan eksistensi amal usaha dan mampu bersinergi dengan semua pihak. Semoga muncul figur KH Sudjak-KH Sudjak era modern bervisi besar, istikamah, dan berani mengambil risiko. (*)
*Tomy Oeky Prasiska
Direktur RS Aisyiyah Bojonegoro