Radar Bojonegoro – Para guru honorer bisa bernapas lega. Kemarin (30) Dinas Pendidikan (Disdik) Bojonegoro mencairkan tunjangan mereka untuk periode Januari-Februari. Totalnya mencapai Rp 6,5 miliar.
Pencairan tunjangan itu telat hampir sebulan. Seharusnya cair akhir Februari lalu. ‘’Seharusnya akhir Februari sudah cair. Selambat-lambatnya minimal awal Maret,’’ ujar Ketua Forum Honorer K-2 Bojonegoro Arif Ida Rifai kemarin.
Arif menuturkan, telatnya pencairan tunjangan itu membuat resah para honorer. Mereka tidak memiliki penghasilan lainnya. Honor dari sekolah bersumber dari dana bantuan operasional sekolah (BOS) juga kerap macet. ‘’Sehingga, tunjangan dari disdik itu benar-benar dinanti,’’ tutur pria asal Padangan itu.
Dia meminta disdik mencairkan tunjangan itu tepat waktu, yakni dua bulan sekali. Sehingga, para honorer tidak menunggu terlalu lama. ‘’Selama ini sering terlambat. Saat ini saja sudah hampir tiga bulan baru cair,’’ jelasnya.
Sekretaris Disdik Bojonegoro Lasiran mengatakan, tunjangan honorer Januari-Februari sudah dicairkan kemarin. Pihaknya sudah mentransfer dana senilai Rp 6,5 miliar. Dana itu untuk semua jenjang guru. Yakni, TK/PAUD sebesar Rp 509 juta, guru SD sebesar Rp 4,9 miliar, dan SMP sebesar Rp 1,1 miliar.
Tahun ini disdik mengalokasikan anggaran cukup besar untuk guru honorer. Jumlahnya mencapai Rp 38,7 miliar. Rinciannya, guru TK sebesar Rp 3,2 miliar, SD sebesar Rp 28 miliar, dan guru SMP sebesar Rp 7,1 miliar.
Sebelumnya, pencairan tunjangan itu mengalami keterlambatan karena sistem informasi pembangunan daerah (SIPD) yang belum sempurna. Sehingga, semua anggaran menggunakan SIPD mengalami keter lambatan pencairan. Termasuk anggaran tunjangan honorer itu.