TUBAN – Angka dropout atau putus sekolah siswa jenjang SMK di Tuban masih cukup memprihatinkan. Jumlahnya mencapai puluhan.
Dari data yang berhasil dihimpun Jawa Pos Radar Tuban, tercatat ada sekitar 24 siswa SMK yang “menghilang” saat pelaksanaan ujian nasional berbasis komputer (UNBK) pada Senin-Kamis (25-28/3) lalu. Berdasar keterangan Cabang Dinas Pendidikan Provinsi Wilayah Bojonegoro-Tuban, puluhan siswa yang namanya sudah masuk dalam daftar nominasi peserta UNBK, namun tidak ada saat pelaksanaan ujian ini diketahui sudah tidak lagi sekolah.
“Berdasar keterangan dari lembaga sekolah masing-masing, 24 siswa yang tidak hadir ini karenakan dropout,” kata Kepala Cabang Dinas Pendidikan Provinsi Wilayah Tuban Adi Prayitno kepada Jawa Pos Radar Tuban.
Hanya, Adi belum bisa menyampaikan secara pasti alasan siswa yang dropout tersebut. Utamanya siswa SMK Miftahul Huda yang jumlah siswa dropout-nya mencapai 13 anak. Apakah karena faktor ekonomi atau karena faktor lain, seperti menikah atau akibat meninggal dunia.
“Ini (faktor dropout, Red) yang nanti akan kami cari. Kalau alasannya faktor ekonomi dan menikah, ini yang nanti akan kami carikan solusi. Utamanya SMK Miftahul Huda yang jumlahnya paling banyak,” ujarnya yang penasaran dengan jumlah siswa putus sekolah yang cukup banyak tersebut.
Diakui, angka 24 siswa itu cukup banyak jika memang mereka diketahui tidak bisa sekolah karena faktor ekonomi maupun menikah dini.
“Jangankan 24 siswa, satu siswa saja tidak kita harapkan untuk dropout,” tegas mantan Kepala Cabang Dinas Pendidikan Provinsi Wilayah Nganjuk itu.
Untuk itu, lanjut Adi, pihaknya akan terus memantau perkembangan siswa yang saat ini duduk dibangku kelas X dan XI agar tidak ada lagi siswa yang dropout. “Ini PR (pekerjaan rumah) kita bersama. Ke depan jangan sampai ada siswa yang dropout,” kata dia.