23.3 C
Bojonegoro
Saturday, June 3, 2023

Nasionalisme Sebagian dari Iman

- Advertisement -

TUBAN – Peringatan hari lahir (Harlah) ke-96 Nahdlatul Ulama (NU) kemarin (30/3) diperingati di Tuban bersamaan dengan pelantikan Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) masa khidmat 2018 – 2023.

Dalam peringatan tersebut, ketua umum PBNU KH. Said Aqil Siradj merefleksi kondisi terkini ormas terbesar di Indonesia tersebut. Dikatakan dia, Islam dan nasionalisme harus saling memperkuat dan tidak boleh dipertentangkan. Nasionalisme yang merupakan bagian dari keimanan Islam orang Indonesia khususnya warga NU, telah ada sejak zaman pendiri NU, KH Hasyim Asy’ari.

Said Aqil juga mengatakan, tidak ada negara di dunia yang memiliki jargon cinta tanah air sebagian dari iman, kecuali Indonesia. ‘’Oleh karena itu saya berpesan agar warga muslim di negeri ini mencintai tanah air,’’ tegasnya.

Dalam kesempatan tersebut, Said Aqil juga sedikit memaparkan tentang Islam nusantara. Dikatakannya, bahwa kita harus bangga menjadi bagian dari Islam nusantara. Itu karena Islam-Islam di negara luar Indonesia, Islamnya sudah sangat menyedihkan dan mengerikan. Sangat berbeda dengan Islam nusantara yang ramah, santun berbudaya, toleran, berakhlak, dan berperadaban.

Dia memberi contoh Afghanistan yang mayoritas Islam dan hanya memiliki delapan suku pun sering terjadi konflik dan perang saudara. Beda dengan Indonesia yang ribuan lebih suku dan budaya yang ada, jarang sekali terdengar ada gesekan-gesekan. ‘’Maka dari itu mari kita jaga dan lestarikan Islam nusantara ini,’’ tuturnya.

- Advertisement -

Sementara itu, Bupati Tuban Fathul Huda dalam sambutannya mengatakan, warga NU mayoritas petani dan tinggal di pedesaan. Maka, pemerintah pusat sangat memperhatikan tentang desa. Itu terlihat dari anggaran untuk desa yang terus mengalami peningkatan.

TUBAN – Peringatan hari lahir (Harlah) ke-96 Nahdlatul Ulama (NU) kemarin (30/3) diperingati di Tuban bersamaan dengan pelantikan Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) masa khidmat 2018 – 2023.

Dalam peringatan tersebut, ketua umum PBNU KH. Said Aqil Siradj merefleksi kondisi terkini ormas terbesar di Indonesia tersebut. Dikatakan dia, Islam dan nasionalisme harus saling memperkuat dan tidak boleh dipertentangkan. Nasionalisme yang merupakan bagian dari keimanan Islam orang Indonesia khususnya warga NU, telah ada sejak zaman pendiri NU, KH Hasyim Asy’ari.

Said Aqil juga mengatakan, tidak ada negara di dunia yang memiliki jargon cinta tanah air sebagian dari iman, kecuali Indonesia. ‘’Oleh karena itu saya berpesan agar warga muslim di negeri ini mencintai tanah air,’’ tegasnya.

Dalam kesempatan tersebut, Said Aqil juga sedikit memaparkan tentang Islam nusantara. Dikatakannya, bahwa kita harus bangga menjadi bagian dari Islam nusantara. Itu karena Islam-Islam di negara luar Indonesia, Islamnya sudah sangat menyedihkan dan mengerikan. Sangat berbeda dengan Islam nusantara yang ramah, santun berbudaya, toleran, berakhlak, dan berperadaban.

Dia memberi contoh Afghanistan yang mayoritas Islam dan hanya memiliki delapan suku pun sering terjadi konflik dan perang saudara. Beda dengan Indonesia yang ribuan lebih suku dan budaya yang ada, jarang sekali terdengar ada gesekan-gesekan. ‘’Maka dari itu mari kita jaga dan lestarikan Islam nusantara ini,’’ tuturnya.

- Advertisement -

Sementara itu, Bupati Tuban Fathul Huda dalam sambutannya mengatakan, warga NU mayoritas petani dan tinggal di pedesaan. Maka, pemerintah pusat sangat memperhatikan tentang desa. Itu terlihat dari anggaran untuk desa yang terus mengalami peningkatan.

Artikel Terkait

Most Read

Artikel Terbaru


/