31.6 C
Bojonegoro
Sunday, June 4, 2023

Melihat Sentra Tahu Ledok yang Turun Temurun sejak Masa Kolonial

- Advertisement -

Warga di bantaran Sungai Bengawan Solo di Kelurahan Ledok Kulon ini identik dengan produsen tahu. Ratusan hingga lebih seribu orang menangkup pendapatan dari berjualan dan memproduksi tahu khas ini.

BHAGAS DANI PURWOKO, Radar Bojonegoro 

Rumah-rumah produsen tahu ini cukup ketara. Ada tumpukan kayu di depan atau samping rumah. Bekas arang dari penggorengan tahu ini tercecer di sekitar rumah. Asap mengebul. Terlihat dari atas genteng. Denyut perekonomian begitu terasa ketika memasuki rumah-rumah memproduksi tahu. Ada yang merendam kedelai, memproses dan mencetak tahu, hingga menggoreng. Uniknya, rumah-rumah produsen tahu itu tak jauh dari aliran Sungai Bengawan Solo.

Warji salah satu warga setempat mengatakan, awal mula berdiri pabrik tahu di Kelurahan Ledok Kulon sekitar 1945. Saat itu, baru ada satu pabrik tahu milik Mbah Marto. Secara perlahan, industri tahu ledok makin berkembang. Bahkan, pengelola pabrik telah turun-temurun.

Hingga sekarang sudah menginjak generasi kelima. Adapun jumlah produsen atau pabrik tahu ledok kini sudah mencapai 159. Jangkauan distribusi tahu ledok di antaranya ke Kabupaten Blora, Tuban, Lamongan, dan Gresik.

- Advertisement -

“Karena di wilayah Ledok Kulon ini tidak ada warganya yang punya sawah. Sehingga semuanya rata-rata terjun ke industri tahu. Beberapa ada yang produsen bata dan genteng,” ujar pria kelahiran 1940 itu.

Seingat Warji, dulu bahan baku hanya berasal dari kacang kedelai lokal. Gempuran kacang kedelai impor diperkirakan akhir tahun 1990-an. Sejak saat itulah industri tahu ledok ketergantungan pada kacang kedelai impor.

“Kondisinya memang semakin banyak pabrik tahu, jadi hasil panen kacang kedelai lokal tidak pernah cukup. Jadi semakin ketergantungan pada kacang kedelai impor,” jelasnya.

Saat ini rata-rata produsen tahu mampu memproduksi sekitar 10.000 biji tahu per hari. Harga jualnya kini sekitar Rp 166 per biji atau Rp 5.000 per 30 biji. Apabila dikalikan 10.000 biji, total omzet Rp 1,6 juta per hari. Jadi total omzet seluruh produsen tahu di Kelurahan Ledok Kulon Rp 25,4 juta per hari.

Warga di bantaran Sungai Bengawan Solo di Kelurahan Ledok Kulon ini identik dengan produsen tahu. Ratusan hingga lebih seribu orang menangkup pendapatan dari berjualan dan memproduksi tahu khas ini.

BHAGAS DANI PURWOKO, Radar Bojonegoro 

Rumah-rumah produsen tahu ini cukup ketara. Ada tumpukan kayu di depan atau samping rumah. Bekas arang dari penggorengan tahu ini tercecer di sekitar rumah. Asap mengebul. Terlihat dari atas genteng. Denyut perekonomian begitu terasa ketika memasuki rumah-rumah memproduksi tahu. Ada yang merendam kedelai, memproses dan mencetak tahu, hingga menggoreng. Uniknya, rumah-rumah produsen tahu itu tak jauh dari aliran Sungai Bengawan Solo.

Warji salah satu warga setempat mengatakan, awal mula berdiri pabrik tahu di Kelurahan Ledok Kulon sekitar 1945. Saat itu, baru ada satu pabrik tahu milik Mbah Marto. Secara perlahan, industri tahu ledok makin berkembang. Bahkan, pengelola pabrik telah turun-temurun.

Hingga sekarang sudah menginjak generasi kelima. Adapun jumlah produsen atau pabrik tahu ledok kini sudah mencapai 159. Jangkauan distribusi tahu ledok di antaranya ke Kabupaten Blora, Tuban, Lamongan, dan Gresik.

- Advertisement -

“Karena di wilayah Ledok Kulon ini tidak ada warganya yang punya sawah. Sehingga semuanya rata-rata terjun ke industri tahu. Beberapa ada yang produsen bata dan genteng,” ujar pria kelahiran 1940 itu.

Seingat Warji, dulu bahan baku hanya berasal dari kacang kedelai lokal. Gempuran kacang kedelai impor diperkirakan akhir tahun 1990-an. Sejak saat itulah industri tahu ledok ketergantungan pada kacang kedelai impor.

“Kondisinya memang semakin banyak pabrik tahu, jadi hasil panen kacang kedelai lokal tidak pernah cukup. Jadi semakin ketergantungan pada kacang kedelai impor,” jelasnya.

Saat ini rata-rata produsen tahu mampu memproduksi sekitar 10.000 biji tahu per hari. Harga jualnya kini sekitar Rp 166 per biji atau Rp 5.000 per 30 biji. Apabila dikalikan 10.000 biji, total omzet Rp 1,6 juta per hari. Jadi total omzet seluruh produsen tahu di Kelurahan Ledok Kulon Rp 25,4 juta per hari.

Artikel Terkait

Most Read

Kandas di Laga Perdana

Manusia Silver

Artikel Terbaru


/