- Advertisement -
KASATLANTAS Polres Bojonegoro AKP Aristianto Budi Sutrisno cukup prihatin terjadinya kecelakaan melibatkan pelajar. Karena itu, menjadi catatan penting bagi satlantas terhadap tingkat kecelakaan dan pelanggaran dilakukan para pelajar.
Aris, sapaan akrabnya, mengatakan, pelajar menduduki peringkat kedua setelah karyawan swasta pada jumlah kecelakaan dan pelanggaran. Setidaknya, kurun waktu 11 bulan, sudah ada 380 korban kecelakaan pelajar. Dari 380 korban tersebut terdiri dari 13 korban meninggal dunia (MD), 8 korban luka berat (LB), dan 359 korban luka ringan (LR).
Aris menambahkan, keberadaan bus sekolah sangat penting untuk menekan jumlah kecelakaan pelajar. Karena, mereka sudah berusia 17 tahun, namun kecakapan mengendarai di jalan raya masih kurang mumpuni. ’’Mengendarai di jalan raya butuh ketenangan dan fokus. Sehingga, terkadang pelajar masih berjiwa muda kurang mampu mengendalikan emosinya di jalan raya,” jelasnya.
Saat masih bertugas di Polda Jawa Timur, Aris menambahkan, bus sekolah di Surabaya sangat efektif menekan angka kecelakaan pelajar. Selain itu, peran transportasi masal sangat dibutuhkan di Bojonegoro. Namun, tetap perlu dibahas di dalam forum lalu lintas dan angkutan jalan (LLAJ).
’’Dalam mengatur lalu lintas dan transportasi massal butuh banyak peran dari beberapa stakehohlder seperti dishub, dinas pekerjaan umum, dan dinas bina marga dan cipta karya,” terangnya. Setidaknya, keberadaan transportasi masal juga mampu mengurai kemacetan di jam-jam padat.
KASATLANTAS Polres Bojonegoro AKP Aristianto Budi Sutrisno cukup prihatin terjadinya kecelakaan melibatkan pelajar. Karena itu, menjadi catatan penting bagi satlantas terhadap tingkat kecelakaan dan pelanggaran dilakukan para pelajar.
Aris, sapaan akrabnya, mengatakan, pelajar menduduki peringkat kedua setelah karyawan swasta pada jumlah kecelakaan dan pelanggaran. Setidaknya, kurun waktu 11 bulan, sudah ada 380 korban kecelakaan pelajar. Dari 380 korban tersebut terdiri dari 13 korban meninggal dunia (MD), 8 korban luka berat (LB), dan 359 korban luka ringan (LR).
Aris menambahkan, keberadaan bus sekolah sangat penting untuk menekan jumlah kecelakaan pelajar. Karena, mereka sudah berusia 17 tahun, namun kecakapan mengendarai di jalan raya masih kurang mumpuni. ’’Mengendarai di jalan raya butuh ketenangan dan fokus. Sehingga, terkadang pelajar masih berjiwa muda kurang mampu mengendalikan emosinya di jalan raya,” jelasnya.
Saat masih bertugas di Polda Jawa Timur, Aris menambahkan, bus sekolah di Surabaya sangat efektif menekan angka kecelakaan pelajar. Selain itu, peran transportasi masal sangat dibutuhkan di Bojonegoro. Namun, tetap perlu dibahas di dalam forum lalu lintas dan angkutan jalan (LLAJ).
’’Dalam mengatur lalu lintas dan transportasi massal butuh banyak peran dari beberapa stakehohlder seperti dishub, dinas pekerjaan umum, dan dinas bina marga dan cipta karya,” terangnya. Setidaknya, keberadaan transportasi masal juga mampu mengurai kemacetan di jam-jam padat.