- Advertisement -
Radar Bojonegoro – Akses jalan Malo-Kecamatan Trucuk bisa menjadi jalur alternatif menuju Kecamatan Kota. Panora manya juga bagus. Jalan cor tersebut ada titik yang diapit tebing dan Sungai Bengawan Solo.
Camat Malo Djamari mengatakan, pembangunan jalan cor di Kecamatan Malo mencapai panjang 2,9 kilometer (km) dengan lebar 5 meter. Tepatnya jalan menghubungkan Kecamatan Malo dengan Trucuk.
Djamari menjelaskan, pembangunan jalan harus melalui pengerukan tebing di sisi utara jalan. Pengerukan dengan menggunakan ekskavator. Sehingga jalan semakin lebar. Sedangkan sisi selatan berupa Bengawan Solo, sehingga tidak bisa dilebarkan.
“Tebing berada di hutan Perhutani,” jelasnya ketika dihubungi kemarin (29/9). Menurut dia jalan diapit tebing dan Bengawan Solo itu berada di Desa Tanggir, Kecamatan Malo, tepatnya Kedung Srunggo.
Alasan tersebut membuat pihaknya mengusulkan nama Jalan Srunggo pada jalan itu. Namun, pihaknya mengaku pembangunan jalan belum benarbenar selesai. Belum diketahui kapan selesai. “Belum tahu, dinas terkait itu. Kami hanya berharap segera selesai,” ungkap dia.
- Advertisement -
Djamari menambahkan jalan yang sudah bagus dan lebar berdampak pada ekonomi masyarakat. Khusunya akses menuju beberapa desa di Keca matan Malo dan Trucuk. Sebab jalan berada tepat berada di perbatasan dua kecamatan. “Akses ekonomi otomatis mening kat,” klaimnya.
Radar Bojonegoro – Akses jalan Malo-Kecamatan Trucuk bisa menjadi jalur alternatif menuju Kecamatan Kota. Panora manya juga bagus. Jalan cor tersebut ada titik yang diapit tebing dan Sungai Bengawan Solo.
Camat Malo Djamari mengatakan, pembangunan jalan cor di Kecamatan Malo mencapai panjang 2,9 kilometer (km) dengan lebar 5 meter. Tepatnya jalan menghubungkan Kecamatan Malo dengan Trucuk.
Djamari menjelaskan, pembangunan jalan harus melalui pengerukan tebing di sisi utara jalan. Pengerukan dengan menggunakan ekskavator. Sehingga jalan semakin lebar. Sedangkan sisi selatan berupa Bengawan Solo, sehingga tidak bisa dilebarkan.
“Tebing berada di hutan Perhutani,” jelasnya ketika dihubungi kemarin (29/9). Menurut dia jalan diapit tebing dan Bengawan Solo itu berada di Desa Tanggir, Kecamatan Malo, tepatnya Kedung Srunggo.
Alasan tersebut membuat pihaknya mengusulkan nama Jalan Srunggo pada jalan itu. Namun, pihaknya mengaku pembangunan jalan belum benarbenar selesai. Belum diketahui kapan selesai. “Belum tahu, dinas terkait itu. Kami hanya berharap segera selesai,” ungkap dia.
- Advertisement -
Djamari menambahkan jalan yang sudah bagus dan lebar berdampak pada ekonomi masyarakat. Khusunya akses menuju beberapa desa di Keca matan Malo dan Trucuk. Sebab jalan berada tepat berada di perbatasan dua kecamatan. “Akses ekonomi otomatis mening kat,” klaimnya.