27.8 C
Bojonegoro
Friday, June 2, 2023

Jatah Pertalite Mulai Dibatasi

- Advertisement -

Radar Bojonegoro – Pengiriman bahan bakar minyak (BBM) pertalite di sejumlah SPBU mulai tidak menentu. Sejumlah SPBU mulai diberikan kuota. Kebijakan itu sejak Senin (26/7). Sebelumnya SPBU bisa mengajukan sampai 16.000 kiloliter. Saat ini, rerata SPBU, mendapat jatah 8.000 kiloliter pertalite per hari.

Pemberian kuota juga disesuaikan dengan omzet setiap SPBU. Kebijakan ini dinilai uji coba untuk membiasakan pengguna kendaraan umum agar memakai BBM jenis pertamax. Padahal, harga pertalite dan pertamax cukup terpaut. Harga pertalite Rp 7.650 per liter, sedangkan pertamax Rp 9.000.

Sugiarto supervisor SPBU di Desa Leran, Kecamatan Kalitidu, menjelaskan, saat ini permintaan pertalite diberikan kuota sesuai dengan jumlah ditentukan Pertamina. Sebelumnya, SPBU tempat ia bekerja bisa meminta 16.000 kiloliter pertalite. Namun, mulai Senin (26/7) hanya bisa mendapatkan sesuai kuota, yakni 8.000 kiloliter.

“Istilahnya dikitir. Misalkan stok menipis kami bisa minta 16.000 kiloliter, tapi sekarang 8.000 kiloliter terus,” ujarnya ditemui di SPBU kemarin (29/7).

Menurut Sugiarto, ada SPBU yang hanya lima kali kiriman selama satu minggu. Selain itu, ada perbedaan kuota masing-masing SPBU karena ada kriteria lebih membutuhkan. Hal itu melihat lokasi, seperti di SPBU Dander hanya mendapat pertalite 7.000 kiloliter.

- Advertisement -

“Tergantung lokasi. Seperti di jalan raya kuotanya akan lebih banyak dari yang berada di jalanan masuk kedalam,” ungkap dia.

Kuota pertalite di SPBU-nya cukup untuk pelanggan tiap harinya. Ia memastikan, tidak pernah mengalami keterlambatan pengiriman pertalite dari Pertamina. Jika terjadi kekosongan, biasanya permintaan masih dalam perjalanan.

Ahmad Mujibur Rahman supervisor SPBU Jalan Sawunggaling menambahkan, SPBU-nya menadapatkan jatah 16.000 kiloliter per hari. Sedangakan, selama satu minggu hanya dua hari mendapatkan kuota 8.000 kiloliter. “Pengkitiran tergantung omzet SPBU masing-masing,” jelasnya.

Menurut dia, kuota pertalite tetap tidak diubah. Hanya tidak lagi sesuai dengan permintaan SPBU. Jika terjadi kehabisan salah satu jenis BBM, bisa dipastikan kirimannya telat. Jika habis, pengendara disarankan membeli BBM jenis lain, seperti pertamax.

“Tergantung yang membeli. Memang anjuran kepada masyarakat seperti itu karena BBM-nya (pertamax,Red) lebih bagus,” jelasnya.

Iwan Gunarto supervisor SPBU Jetak menjelaskan, tujuan diberlakukan kuota dan penjadwalan untuk mengalihkan pelanggan ke pertamax. Tapi, menurutnya hal itu masih tahap penjajakan belum diberlakukan secara resmi. “Bahasanya masih penjajakan, pertalite kosong terus ganti yang lain,” ungkap dia.

Sales Branc Manager (SBM) Pertamina Dani menjelaskan, tidak ada pengurangan kuota. Pihaknya hanya persiapan untuk program pertamax. Karena kualitas BBM lebih bagus dibanding pertalite. Cocok untuk kendaraan masa sekarang. “Perusahaan sedang mempromosikan kepada masya rakat,” katanya.

Menurutnya, BBM jenis pertamax lebih bagus buat mesin kendaraan dan emisinya lebih kecil dibanding pertalite. Penggunaan BBM juga lebih panjang. Jika ada jenis BBM di SPBU kosong, kemungkinan masih dalam pengiriman. “Terkait pembagian jenis BBM kami selalu memperhatikan kualitas dan perkembangan mesin yang semakin canggih,” ujarnya. (luk)

Radar Bojonegoro – Pengiriman bahan bakar minyak (BBM) pertalite di sejumlah SPBU mulai tidak menentu. Sejumlah SPBU mulai diberikan kuota. Kebijakan itu sejak Senin (26/7). Sebelumnya SPBU bisa mengajukan sampai 16.000 kiloliter. Saat ini, rerata SPBU, mendapat jatah 8.000 kiloliter pertalite per hari.

Pemberian kuota juga disesuaikan dengan omzet setiap SPBU. Kebijakan ini dinilai uji coba untuk membiasakan pengguna kendaraan umum agar memakai BBM jenis pertamax. Padahal, harga pertalite dan pertamax cukup terpaut. Harga pertalite Rp 7.650 per liter, sedangkan pertamax Rp 9.000.

Sugiarto supervisor SPBU di Desa Leran, Kecamatan Kalitidu, menjelaskan, saat ini permintaan pertalite diberikan kuota sesuai dengan jumlah ditentukan Pertamina. Sebelumnya, SPBU tempat ia bekerja bisa meminta 16.000 kiloliter pertalite. Namun, mulai Senin (26/7) hanya bisa mendapatkan sesuai kuota, yakni 8.000 kiloliter.

“Istilahnya dikitir. Misalkan stok menipis kami bisa minta 16.000 kiloliter, tapi sekarang 8.000 kiloliter terus,” ujarnya ditemui di SPBU kemarin (29/7).

Menurut Sugiarto, ada SPBU yang hanya lima kali kiriman selama satu minggu. Selain itu, ada perbedaan kuota masing-masing SPBU karena ada kriteria lebih membutuhkan. Hal itu melihat lokasi, seperti di SPBU Dander hanya mendapat pertalite 7.000 kiloliter.

- Advertisement -

“Tergantung lokasi. Seperti di jalan raya kuotanya akan lebih banyak dari yang berada di jalanan masuk kedalam,” ungkap dia.

Kuota pertalite di SPBU-nya cukup untuk pelanggan tiap harinya. Ia memastikan, tidak pernah mengalami keterlambatan pengiriman pertalite dari Pertamina. Jika terjadi kekosongan, biasanya permintaan masih dalam perjalanan.

Ahmad Mujibur Rahman supervisor SPBU Jalan Sawunggaling menambahkan, SPBU-nya menadapatkan jatah 16.000 kiloliter per hari. Sedangakan, selama satu minggu hanya dua hari mendapatkan kuota 8.000 kiloliter. “Pengkitiran tergantung omzet SPBU masing-masing,” jelasnya.

Menurut dia, kuota pertalite tetap tidak diubah. Hanya tidak lagi sesuai dengan permintaan SPBU. Jika terjadi kehabisan salah satu jenis BBM, bisa dipastikan kirimannya telat. Jika habis, pengendara disarankan membeli BBM jenis lain, seperti pertamax.

“Tergantung yang membeli. Memang anjuran kepada masyarakat seperti itu karena BBM-nya (pertamax,Red) lebih bagus,” jelasnya.

Iwan Gunarto supervisor SPBU Jetak menjelaskan, tujuan diberlakukan kuota dan penjadwalan untuk mengalihkan pelanggan ke pertamax. Tapi, menurutnya hal itu masih tahap penjajakan belum diberlakukan secara resmi. “Bahasanya masih penjajakan, pertalite kosong terus ganti yang lain,” ungkap dia.

Sales Branc Manager (SBM) Pertamina Dani menjelaskan, tidak ada pengurangan kuota. Pihaknya hanya persiapan untuk program pertamax. Karena kualitas BBM lebih bagus dibanding pertalite. Cocok untuk kendaraan masa sekarang. “Perusahaan sedang mempromosikan kepada masya rakat,” katanya.

Menurutnya, BBM jenis pertamax lebih bagus buat mesin kendaraan dan emisinya lebih kecil dibanding pertalite. Penggunaan BBM juga lebih panjang. Jika ada jenis BBM di SPBU kosong, kemungkinan masih dalam pengiriman. “Terkait pembagian jenis BBM kami selalu memperhatikan kualitas dan perkembangan mesin yang semakin canggih,” ujarnya. (luk)

Artikel Terkait

Most Read

Hari Ini, Kontingen MTQ Tiba

Fokus Belajar Tentang Farmasi

Main HP, Boncengan, Tewas Tertabrak KA

Artikel Terbaru

Lebih Suka Belajar Bersama

Terus Bersinergi dengan Media


/