29.4 C
Bojonegoro
Tuesday, March 28, 2023

Ada Kendi dari Aliran Air Nglirip 

- Advertisement -

MALO – Apapun bentuknya air terjun di Bojonegoro pasti menjadi daya tarik wisata mengagumkan. Ini setelah di Kota Ledre bukan termasuk pegunungan kaya akan air terjun. Salah satunya, air terjun di Desa Tinawun, Kecamatan Malo ini yang semakin populer dikunjungi.

Kebanyakan orang menyebut Air Terjun Pesarean. Ini setelah lokasinya berdekatan dengan makam Syekh Zakaria. Yaitu, kakak Wali Kidangan yang makamnya ada di Desa Sukorejo, Kecamatan Malo.

Menuju lokasi, dari arah Balai Desa Tinawun ke utara sekitar 2 kilometer (km). Jalannya sudah berpaving. Namun, medannya cukup menanjak. Mendekati lokasi air terjun, turunnya juga curam. Begitu tiba di lokasi, suara gemericik air terdengar mengalun. Udara terasa sejuk dengan angin bertiup karena banyak pepohonan besar. 

‘’Kalau hari minggu biasanya ramai,’’ kata Paminto, pengelola lokasi.

Pada hari-hari tertentu pengunjung di lokasi banyak. Mereka kebanyakan, pengunjung berziarah ke makam Syekh Zakaria, sekaligus menikmati keindahan air terjun keluar dari bebatuan dan tanah dikelilingi pepohonan. Ada dua air terjun di lokasi tersebut. Sayangnya, satu air terjunnya saat ini tidak keluar air. Sebab, musim kemarau. Berbeda ketika musim hujan, airnya kembali mengalir.

- Advertisement -

Menurut Paminto, air terjun tersebut berasal dari sumber tanah. Sebab, air tersebut langsung keluar dari dalam ceruk yang ada di atasnya. ‘’Air itu keluar dari dalamnya. Itu kalau dilihat lebih dekat adalah gua,’’ ujar pria pernah bekerja di sektor migas itu.

Air yang mengalir awalnya dibiarkan mengalir ke sungai begitu saja. Namun, awal tahun ini Pemerintah Desa (Pemdes) Tinawun membangun bendungan di sekitar air terjun. Sehingga, air tersebut bisa dimanfaatkan dan dialirkan untuk keperluan pertanian. 

‘’Sebelumnya, warga sini kesulitan air saat kemarau. Alhamdulillah setelah ada bendungan ini pertanian bisa lancar,’’ ujarnya.

Di lokasi tersebut juga ada kendi untuk wudu para peziarah. Uniknya, air di dalam kendi itu bukan dari sumber air terjun. Namun, diambilkan dari sumber yang langsung tembus ke air terjun Nglirip di wilayah Tuban. Sumber tersebut dialirkan melalui pipa-pipa kecil. 

‘’Jadi, sumber ini berbeda,’’ jelas pria yang juga Kepala Dusun itu.

Pemdes Tinawun mengusulkan pembangunan kawasan makam dan air terjun tersebut ke dinas kebudayaan dan pariwisata. Warga berharap dengan adanya bantuan, fasilitas bisa dibangun. Sehingga, pengunjung bisa meningkat lebih banyak.

MALO – Apapun bentuknya air terjun di Bojonegoro pasti menjadi daya tarik wisata mengagumkan. Ini setelah di Kota Ledre bukan termasuk pegunungan kaya akan air terjun. Salah satunya, air terjun di Desa Tinawun, Kecamatan Malo ini yang semakin populer dikunjungi.

Kebanyakan orang menyebut Air Terjun Pesarean. Ini setelah lokasinya berdekatan dengan makam Syekh Zakaria. Yaitu, kakak Wali Kidangan yang makamnya ada di Desa Sukorejo, Kecamatan Malo.

Menuju lokasi, dari arah Balai Desa Tinawun ke utara sekitar 2 kilometer (km). Jalannya sudah berpaving. Namun, medannya cukup menanjak. Mendekati lokasi air terjun, turunnya juga curam. Begitu tiba di lokasi, suara gemericik air terdengar mengalun. Udara terasa sejuk dengan angin bertiup karena banyak pepohonan besar. 

‘’Kalau hari minggu biasanya ramai,’’ kata Paminto, pengelola lokasi.

Pada hari-hari tertentu pengunjung di lokasi banyak. Mereka kebanyakan, pengunjung berziarah ke makam Syekh Zakaria, sekaligus menikmati keindahan air terjun keluar dari bebatuan dan tanah dikelilingi pepohonan. Ada dua air terjun di lokasi tersebut. Sayangnya, satu air terjunnya saat ini tidak keluar air. Sebab, musim kemarau. Berbeda ketika musim hujan, airnya kembali mengalir.

- Advertisement -

Menurut Paminto, air terjun tersebut berasal dari sumber tanah. Sebab, air tersebut langsung keluar dari dalam ceruk yang ada di atasnya. ‘’Air itu keluar dari dalamnya. Itu kalau dilihat lebih dekat adalah gua,’’ ujar pria pernah bekerja di sektor migas itu.

Air yang mengalir awalnya dibiarkan mengalir ke sungai begitu saja. Namun, awal tahun ini Pemerintah Desa (Pemdes) Tinawun membangun bendungan di sekitar air terjun. Sehingga, air tersebut bisa dimanfaatkan dan dialirkan untuk keperluan pertanian. 

‘’Sebelumnya, warga sini kesulitan air saat kemarau. Alhamdulillah setelah ada bendungan ini pertanian bisa lancar,’’ ujarnya.

Di lokasi tersebut juga ada kendi untuk wudu para peziarah. Uniknya, air di dalam kendi itu bukan dari sumber air terjun. Namun, diambilkan dari sumber yang langsung tembus ke air terjun Nglirip di wilayah Tuban. Sumber tersebut dialirkan melalui pipa-pipa kecil. 

‘’Jadi, sumber ini berbeda,’’ jelas pria yang juga Kepala Dusun itu.

Pemdes Tinawun mengusulkan pembangunan kawasan makam dan air terjun tersebut ke dinas kebudayaan dan pariwisata. Warga berharap dengan adanya bantuan, fasilitas bisa dibangun. Sehingga, pengunjung bisa meningkat lebih banyak.

Artikel Terkait

Most Read

Artikel Terbaru

Masa Tahanan Diperpanjang 40 Hari

KONI akan Bahas Surat Askab PSSI

Data Penerima PKH-BPNT Belum Keluar


/