25.7 C
Bojonegoro
Monday, March 27, 2023

Pencemaran Limbah Air dari Bengawan Solo dan Muncul Baru di Ngawi

- Advertisement -

Radar Lamongan – Adanya pencemaran limbah di daerah aliran sungai (DAS) Bengawan Solo wilayah Kabupaten Lamongan ikut memengaruhi distribusi air bersih milik Perumda Air Minum setempat.

Air PDAM yang mengalir ke rumah pelanggan berwarna keruh kekuningan. ‘’Sudah mulai terasa tiga hari kemarin. Tapi kami sudah melakukan sejumlah langkah untuk meminimalisasi,’’ tutur Direktur Perumda Air Minum Lamongan, Ali Mahfud, kepada Jawa Pos Radar Lamongan kemarin (28/9).

Dia menjelaskan, pihaknya mereduksi air dengan sedimen. Tujuannya, mendaur ulang air. Selain itu, bahan kimia seperti kaporit, tawas, dan ultrasol NL-65 kadarnya ditambah. ‘’Kaporit kan untuk membunuh bakteri. Sedangkan ultrasol NL65 untuk mereduksi warnanya. Setelah melalui proses, sudah ada perubahan,’’ klaim Ali saat dikonfirmasi via ponsel.

Seperti diberitakan, kasus pencemaran limbah di sungai terpanjang di Pulau Jawa itu bukan kali pertama. Tahun lalu juga sempat terjadi pencemaran yang indikasinya dari limbah batik, ciu, dan penyamaan kulit. ‘’Untuk saat ini, saya sendiri belum bisa memastikan. Karena kami belum dikasih hasil pengecekan di lapangan oleh pihak Perum Jasa Tirta (PJT),’’ ucap Ali.

Pengelolaan air di DAS Bengawan Solo selama ini dilakukan pihak PJT. Ali mengaku mendapatkan informasi dari pihak PJT bahwa pencemaran air akan hilang sehari ini. ‘’Informasi kemarin, sehari ini selesai. Debit dari hulu lebih dari seratus liter per detik. Ini akan segera dilepas bendung gerak,’’ katanya.

- Advertisement -

Namun, lanjut Ali, pihaknya kembali mendapatkan konfirmasi dari pihak PJT adanya pencemaran limbah baru di Ngawi. Dia kini masih menunggu konfirmasi dari pihak PJT, waktu yang dibutuhkan untuk menghilangkan pencemaran tersebut.

‘’Kalau untuk mandi, saya pastikan tidak menjadi masalah,’’ klaim Ali saat dikonfirmasi via ponsel. Pihaknya meminta pihak PJT untuk bisa segera mengatasi pencemaran air limbah tersebut. Sebab, pihaknya ikut terimbas dan merugi karena harus mengeluarkan biaya lebih banyak untuk mereduksi air.

‘’Informasi yang disampaikan oleh PJT, mudah-mudahan terbukti dan tidak ada aliran pencemaran mulai hulu dan hilir. Semoga ini hanya parsial-parsial saja dan bisa segera ditangani,’’ harap Ali. 

Radar Lamongan – Adanya pencemaran limbah di daerah aliran sungai (DAS) Bengawan Solo wilayah Kabupaten Lamongan ikut memengaruhi distribusi air bersih milik Perumda Air Minum setempat.

Air PDAM yang mengalir ke rumah pelanggan berwarna keruh kekuningan. ‘’Sudah mulai terasa tiga hari kemarin. Tapi kami sudah melakukan sejumlah langkah untuk meminimalisasi,’’ tutur Direktur Perumda Air Minum Lamongan, Ali Mahfud, kepada Jawa Pos Radar Lamongan kemarin (28/9).

Dia menjelaskan, pihaknya mereduksi air dengan sedimen. Tujuannya, mendaur ulang air. Selain itu, bahan kimia seperti kaporit, tawas, dan ultrasol NL-65 kadarnya ditambah. ‘’Kaporit kan untuk membunuh bakteri. Sedangkan ultrasol NL65 untuk mereduksi warnanya. Setelah melalui proses, sudah ada perubahan,’’ klaim Ali saat dikonfirmasi via ponsel.

Seperti diberitakan, kasus pencemaran limbah di sungai terpanjang di Pulau Jawa itu bukan kali pertama. Tahun lalu juga sempat terjadi pencemaran yang indikasinya dari limbah batik, ciu, dan penyamaan kulit. ‘’Untuk saat ini, saya sendiri belum bisa memastikan. Karena kami belum dikasih hasil pengecekan di lapangan oleh pihak Perum Jasa Tirta (PJT),’’ ucap Ali.

Pengelolaan air di DAS Bengawan Solo selama ini dilakukan pihak PJT. Ali mengaku mendapatkan informasi dari pihak PJT bahwa pencemaran air akan hilang sehari ini. ‘’Informasi kemarin, sehari ini selesai. Debit dari hulu lebih dari seratus liter per detik. Ini akan segera dilepas bendung gerak,’’ katanya.

- Advertisement -

Namun, lanjut Ali, pihaknya kembali mendapatkan konfirmasi dari pihak PJT adanya pencemaran limbah baru di Ngawi. Dia kini masih menunggu konfirmasi dari pihak PJT, waktu yang dibutuhkan untuk menghilangkan pencemaran tersebut.

‘’Kalau untuk mandi, saya pastikan tidak menjadi masalah,’’ klaim Ali saat dikonfirmasi via ponsel. Pihaknya meminta pihak PJT untuk bisa segera mengatasi pencemaran air limbah tersebut. Sebab, pihaknya ikut terimbas dan merugi karena harus mengeluarkan biaya lebih banyak untuk mereduksi air.

‘’Informasi yang disampaikan oleh PJT, mudah-mudahan terbukti dan tidak ada aliran pencemaran mulai hulu dan hilir. Semoga ini hanya parsial-parsial saja dan bisa segera ditangani,’’ harap Ali. 

Artikel Terkait

Most Read

Artikel Terbaru

Ingin Jadi Akuntan

Sudah Terima Nama 623 CJH

Tayub Blora Masih Eksis


/