Radar Bojonegoro – Penanaman pohon di sepanjang Jalan Panglima Sudirman (Pangsud) sudah tahap pembersihan. Selanjutnya giliran di Jalan Mastrip. Rekanan diminta menyediakan pohon berdiameter 80 sampai 90 sentimeter di sepanjang trotoar.
Kabid Sarpras Dinas Perumahan, Kawasan Permukiman dan Cipta Karya (DPKPCK) Bojonegoro Hery Pras menjelaskan, proses penanaman pohon di Jalan Mastrip ditargetkan selesai akhir November.
Saat ini trotoar Jalan Mastrip sisi barat masih proses pemasangan granit. “Tenggat waktu penyelesaian masih lama, tersisa dua bulan,” jelasnya kemarin (28/9). Dia menjelaskan, rekanan diminta menanam pohon berdiameter 80 sampai 90 sentimeter agar proses pertumbuhan tidak memakan waktu lama. Cepat melebar ke kiri dan kanan.
Sehingga segera dapat dinikmati masyarakat melintas ataupun berjalan di trotoar. “Konsep pohonnya sama seperti di Jalan Panglima Sudirman,” katanya. Pemilihan pohon juga diserasikan, yakni tabebuya dan pule. Pohon tersebut dipilih, menurut Hari Pras, selain mempercantik trotoar, juga akarnya tunggang.
Sehingga meminimalisir kerusakan terhadap trotoar yang. “Kalau akarnya serabut lama kelamaan akan merusak. Jika akar tunggang pertumbuhannya ke arah bawah,” katanya. Sedangkan pengerjaan proyek trotoar di Jalan Pangsud saat ini sudah selesai. Tinggal pembersihan sisa material proyek.
Selanjutnya pohon telah ditanam akan dilakukan pemeliharaan dengan pemupukan dan penyemprotan secara rutin. Jika pohon mati ataupun tidak bisa tumbuh, menurut dia, segera digantikan dengan baru. Masih ada kewajiban rekanan merawat selama enam bulan dari akhir kontrak.
Sementara itu, dinas PKP Cipta Karya menurunkan petugas menormalisasi sumbatan drainase di sisi utara Pasar Kota. Joko Susanto, staf Sarana Prasarana Dinas PKP Cipta Karya me ngatakan normalisasi drainsae di empat titik sepanjang sisi utara pasar.
“Tepat di gawangan tengah pasar ini diperkirakan banyak sumbatan. Drainase sisi barat baru dibangun itu airnya menggenang, tak bisa mengalir,” ungkapnya. Sumbatan drainase didominasi sampah plastik dan lumpur. Joko membutuhkan tenaga beberapa pekerja mengatasi masalah ini. “Di atasi tiga orang pekerja. Mereka bongkar lalu bersihkan sampah dan lumpurnya,” jelasnya. (luk/sab)