BOJONEGORO, Radar Bojonegoro – Sulitnya membatasi keinginan mengonsumsi makanan berminyak dengan kadar garam tinggi menjadi salah satu faktor meningkatnya penderita hipertensi di Bojonegoro. Salah satu penderita hipertensi Herman mengaku kesulitan menghilangkan kebiasaan makan gorengan.
Menurut pria 61 tahun itu, sulitnya menghilangkan kebiasaan menyantap makanan favoritnya tersebut menjadi salah satu penyebab tekanan darahnya meningkat. ‘’Waktu jadwalnya check up bisa sampai 150 mmhg. Kepala ya pusing karena setiap hari hampir minum kopi sambil makan gorengan. Saya juga gemar makanan asin dan bersantan,’’ ucap pria asal Desa Pacul, Kecamatan Bojonegoro itu.
Dikatakan Herman, terkadang istrinya membatasi penggunaan garam pada masakan. Tapi, tetap saja mengalami kesulitan untuk membatasi makanan favorit.
Ya, hipertensi menempati penyakit nomer wahid yang diderita masyarakat di Indonesia. Berdasar data Dinkes Kabupaten Bojonegoro, per Juli prevalensi hipertensi sebanyak 4.326 penderita atau setara 38,1 persen.
Terpisah, Rektor Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan (Stikes) Muhammadiyah Bojonegoro (Maboro) Sudalhar menerangkan, hipertensi merupakan penyakit meningkatnya tekanan darah di atas 140/90 mmhg. ”Ini bukan penyakit infeksi, namun degeneratif atau penurunan fungsi organ tubuh,” jelas dia.
Menurutnya, sejalan bertambahnya usia dan terus digunakannya organ tubuh, cenderung menurunkan kualitas fungsi pembuluh darah dan berdampak terjadinya hipertensi.
Upaya terpenting mencegah penyakit hipertensi, kata dia, adalah dengan pola hidup bersih dan sehat. Pengendalian stres, menghindari rokok, mencegah minuman beralkohol, serta pola makan membatasi garam dan lemak. Tak kalah pentingnya latihan fisik rutin atau berolahraga.
Dalhar menjelaskan, apabila terkena penyakit hipertensi, penderitanya harus menggunakan obat pengendali tensi atau tekanan darah seumur hidup Bahkan, harus menjalani rawat inap jika kondisi memburuk dan menimbulkan komplikasi pada penyakit lain. Seperti gangguan ginjal, jantung, dan gangguan persyarafan.
Menurutnya, upaya alternatif seperti meditasi, relaksasi atau zikir bagi muslim bisa digiatkan jika telanjur menderita hipertensi. ‘’Pengobatan alternatif lain seperti hipnoterapi, terapi akupresure, akupunktur, dan herbal juga perlu digiatkan sebagai bagian upaya pemerintah dalam memberi ruang dan dorongan bagi masyarakat dalam menyikapi gangguan hipertensi,’’ kata dia.