BOJONEGORO – Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Bojonegoro dibuat pusing oleh pelanggan. Bagaimana tidak, sebanyak 300 lebih pelanggannya menunggak iuran. Akibatnya, operasional perusahaan pelat merah itu tersendat. ’’Nilainya hampir satu miliar,’’ ungkap Kabag Hubungan Pelanggan PDAM Bojonegoro Joko Siswanto.
Joko menjelaskan, lamanya tunggakan tersebut bervariasi. Mulai 3 bulan sampai 8 bulan.
Selain pelanggan rumah tangga, juga banyak pelanggan dari perusahaan dan instansi.
’’Dari instansi biasanya tunggakannya banyak. Sebab, kantornya sudah tidak lagi digunakan,’’ jelasnya.
PDAM mengancam akan memutuskan sambungan para pelanggan yang menunggak tersebut.
’’Sambungan akan dipasang jika tunggakan dilunasi,’’ jelasnya.
Joko menjelaskan, akhir tahun adalah masa tutup buku anggaran.
Sehingga, pihaknya harus segera menyelesaikan tunggakan tersebut.
Jika benar-benar mereka tidak bisa bayar, maka pihaknya akan langsung membongkar sambungan.
Menurut Joko, pelanggan yang menunggak iuran memang selalu ada. Namun, biasanya mereka akan melunasi jika sudah tiga bulan menunggak.
Namun, saat ini ada yang sampai 8 bulan masih belum dilunasi.
Joko menambahkan, tahun depan pihaknya berencana untuk menaikkan iuran air. Hal itu dilakukan karena biaya operasional juga naik.
’’Listrik juga naik. Jadi, saat ini opsi itu sedang kami bahas,’’ jelasnya.
Hingga kini, PDAM masih belum bisa menyetorkan pendapatan asli daerah (PAD) ke pemkab.
Joko menjelaskan, PDAM baru akan menjadi perusahaan yang menyetorkan PAD jika sudah memenuhi target.
Selama target itu belum terpenuhi, maka tidak ada setoran untuk PAD. ’’Itu ada dalam peraturannya,’’ jelasnya.
Target layanan yang harus dipenuhi PDAM adalah 80 persen pelanggan wilayah kota dan 30 persen pelanggan wilayah pedesaan.
Selama target itu belum tercapai, PDAM tidak bisa memberikan PAD. ’’Saat ini masih belum mencapai target itu,’’ jelasnya.