Radar Bojonegoro – Tak sedikit calon pendonor darah yang datang ke Unit Donor Darah (UDD) Palang Merah Indonesia (PMI) Bojonegoro kecele. Karena belum boleh donor darah disebabkan usai menjalani vaksinasi Covid-19 dosis kedua. Alasannya, terkait keamanan darah yang hendak didonorkan tersebut.
“Jeda dua minggu itu merupakan rekomendasi dari pusat. Biar aman bagi pendonor maupun penerima donor darah,” jelas Kepala UDD PMI Bojonegoro dr Imam Sutrisno. Sehingga, adanya jeda dua minggu dan akhir-akhir ini pemerintah gencar meningkatkan capaian vaksinasi mengakibatkan jumlah pendonor darah jadi berkurang.
Selain itu, pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) darurat sejak awal Juli berakibat pada menurunnya giat donor darah keliling. “Karena memang masih PPKM darurat, jadi banyak jadwal donor darah keliling di masjid, balai desa, atau di tempat umum tertunda. Rata-rata mereka khawatir nantinya malah menimbulkan kerumunan,” terangnya.
Terkait stok darah, ia mengatakan ada penurunan. Sebab, stok darah harian bisa dibilang aman sekitar 600-700 kantong darah. Sedangkan, akhir-akhir ini stok darah sekitar 180-200 kantong darah per hari. Jadi, targetnya usai PPKM darurat ini bakal mulai giat donor darah keliling lagi.
Pihaknya tentu menggandeng instansi, pemerintah desa, organisasi, maupun komunitas. “Selama ini untuk memenuhi kebutuhan stok darah memang lebih optimal dengan cara jemput bola. Apabila mengandalkan calon pendonor darah yang datang ke kantor UDD tentu jumlahnya tidak banyak,” bebernya.
Sementara itu, donor plasma konvalesen (PK) juga terus berjalan. Sehingga, donor PK dan donor darah bisa berjalan beriringan. “Donor darah kan merupakan sektor kritikal. Jadi diharapkan semakin banyak masyarakat tergerak mendonorkan darahnya,” jelasnya.