23.7 C
Bojonegoro
Saturday, June 3, 2023

Homestay Dinilai Picu Persaingan Hotel

- Advertisement -

BISNIS – Keberadaan homestay di Kecamatan Cepu ternyata berpengaruh terhadap bisnis hotel. Bahkan, persaingan itu memicu penyebab turunnya okupansi (tingkat hunian) hotel. Sebab, homestay kini sudah hampir menyamai hotel. Ketua PHRI Blora Heri Kristanto mengatakan, homestay saat ini sudah memiliki fungsi melebihi keharusannya. Selain sebagai tempat penginapan, juga ada beberapa yang sudah memiliki gedung pertemuan.

Imbasnya, banyak peserta sertifikasi migas di PPSDM Migas Cepu kini beralih homestay. Peserta sertifikasi kini mulai berkurang memilih hotel. Di Kecamatan Cepu, peserta sertifikasi migas menjadi konsumen yang diandalkan sektor ini.

Sehingga, dia menilai keberadaan homestay ini dianggap memicu persaingan dengan hotel. Padahal, hotel dituntut memberikan pemasukan pendapatan asli daerah (PAD). Sedangkan, okupansi hotel tren menurun.
”Daerah inginnya PAD dari hotel naik tapi, persaingan saat ini masih tidak sehat seperti ini,” ujarnya.

Menurut Heri, jumlah okupansi hotel di Kecamatan Cepu masih sangat minim. Hanya 20 persen dari 2.400  kamar, hanya 400 yang terisi selama satu bulan. Jumlah ini menurutnya sangat kecil. Sehingga dia berharap pemerintah daerah mendukung sektor perhotelan.

Dia memastikan, sektor hotel menantikan okupansi saat berlangsungnya proyek Lapangan Terbang (Lapter) Ngloram. Hadirnya lapter ini nantinya diproyeksi bisa meningkatkan sektor pekerekonomian, sehingga kedatangan orang ke Blora semakin banyak. 

BISNIS – Keberadaan homestay di Kecamatan Cepu ternyata berpengaruh terhadap bisnis hotel. Bahkan, persaingan itu memicu penyebab turunnya okupansi (tingkat hunian) hotel. Sebab, homestay kini sudah hampir menyamai hotel. Ketua PHRI Blora Heri Kristanto mengatakan, homestay saat ini sudah memiliki fungsi melebihi keharusannya. Selain sebagai tempat penginapan, juga ada beberapa yang sudah memiliki gedung pertemuan.

Imbasnya, banyak peserta sertifikasi migas di PPSDM Migas Cepu kini beralih homestay. Peserta sertifikasi kini mulai berkurang memilih hotel. Di Kecamatan Cepu, peserta sertifikasi migas menjadi konsumen yang diandalkan sektor ini.

Sehingga, dia menilai keberadaan homestay ini dianggap memicu persaingan dengan hotel. Padahal, hotel dituntut memberikan pemasukan pendapatan asli daerah (PAD). Sedangkan, okupansi hotel tren menurun.
”Daerah inginnya PAD dari hotel naik tapi, persaingan saat ini masih tidak sehat seperti ini,” ujarnya.

Menurut Heri, jumlah okupansi hotel di Kecamatan Cepu masih sangat minim. Hanya 20 persen dari 2.400  kamar, hanya 400 yang terisi selama satu bulan. Jumlah ini menurutnya sangat kecil. Sehingga dia berharap pemerintah daerah mendukung sektor perhotelan.

Dia memastikan, sektor hotel menantikan okupansi saat berlangsungnya proyek Lapangan Terbang (Lapter) Ngloram. Hadirnya lapter ini nantinya diproyeksi bisa meningkatkan sektor pekerekonomian, sehingga kedatangan orang ke Blora semakin banyak. 

Artikel Terkait

Most Read

Silpa Tembus Rp 1,3 Triliun

Satu Rekanan Diputus Kontrak

Optimistis Minggu Depan Level Satu

Artikel Terbaru

Lebih Suka Belajar Bersama

Terus Bersinergi dengan Media


/