- Advertisement -
BISNIS – Harga kamera action cam atau kamera mungil terjangkau berpengaruh terhadap peningkatan daya beli. Terutama konsumen dari kalangan traveler. Karena kebutuhan ketika berlibur tentu ingin membawa kamera lebih ringkas. Harga terjangkau ini juga dinilai penjualannya tetap prospektif. Apabila dibanding dengan kamera DSLR, segmentasi pasarnya berbeda. Karena ragam action cam kini juga didominasi keluaran pabrikan Tiongkok.
Syahroni, karyawan Toko Jeva Computer mengatakan, penjualan action cam tetap prospektif tiap bulannya, meski sempat ada penurunan namun tidak signifikan. Per bulan penjualannya minimal tiga unit. Konsumen action cam sebagian besar para remaja, mulai dari pelajar hingga mahasiswa. “Penjualan action cam cenderung stabil, karena para remaja pasti banyak yang hobi traveling,” ujarnya.
Selain itu, alasan action cam lebih laris dibanding kamera DSLR karena kelebihannya juga banyak. Di antaranya ukuran yang mungil, bisa tersambung gawai, bisa dipakai di dalam air, dan harganya sangat ekonomis. Adapun pasar di Bojonegoro daya belinya tetap cenderung barang-barang keluaran Tiongkok.
Karena beberapa merek selain keluaran Tiongkok minimal harganya Rp 2 juta. Selain itu, penjualan aksesori action cam juga ikut terdongkrak, seperti monopod, holder, dan sebagainya. “Action cam bisa leluasa digunakan juga perlu didukung aksesori seperti monopod atau holder agar liburan bisa nyaman mengabadikan momennya,” tuturnya.
Candra pengusaha Toko Omah Kamera menambahkan, penjualan action cam per bulan minimal lima unit. Dia menyebutkan action cam sangat mengakomodasi kebutuhan para traveler. Minat konsumen juga menyesuaikan bujet, sebagian besar pasti pilih keluaran Tiongkok, karena jauh lebih murah. “Simpel ketika menggunakan action cam, bisa tersambung gawai,” pungkasnya.
BISNIS – Harga kamera action cam atau kamera mungil terjangkau berpengaruh terhadap peningkatan daya beli. Terutama konsumen dari kalangan traveler. Karena kebutuhan ketika berlibur tentu ingin membawa kamera lebih ringkas. Harga terjangkau ini juga dinilai penjualannya tetap prospektif. Apabila dibanding dengan kamera DSLR, segmentasi pasarnya berbeda. Karena ragam action cam kini juga didominasi keluaran pabrikan Tiongkok.
Syahroni, karyawan Toko Jeva Computer mengatakan, penjualan action cam tetap prospektif tiap bulannya, meski sempat ada penurunan namun tidak signifikan. Per bulan penjualannya minimal tiga unit. Konsumen action cam sebagian besar para remaja, mulai dari pelajar hingga mahasiswa. “Penjualan action cam cenderung stabil, karena para remaja pasti banyak yang hobi traveling,” ujarnya.
Selain itu, alasan action cam lebih laris dibanding kamera DSLR karena kelebihannya juga banyak. Di antaranya ukuran yang mungil, bisa tersambung gawai, bisa dipakai di dalam air, dan harganya sangat ekonomis. Adapun pasar di Bojonegoro daya belinya tetap cenderung barang-barang keluaran Tiongkok.
Karena beberapa merek selain keluaran Tiongkok minimal harganya Rp 2 juta. Selain itu, penjualan aksesori action cam juga ikut terdongkrak, seperti monopod, holder, dan sebagainya. “Action cam bisa leluasa digunakan juga perlu didukung aksesori seperti monopod atau holder agar liburan bisa nyaman mengabadikan momennya,” tuturnya.
Candra pengusaha Toko Omah Kamera menambahkan, penjualan action cam per bulan minimal lima unit. Dia menyebutkan action cam sangat mengakomodasi kebutuhan para traveler. Minat konsumen juga menyesuaikan bujet, sebagian besar pasti pilih keluaran Tiongkok, karena jauh lebih murah. “Simpel ketika menggunakan action cam, bisa tersambung gawai,” pungkasnya.