KETEGANGAN pasca Pilkades Desa Kliteh, Kecamatan Malo, masih terasa. Sebab, desa berada di tepi Sungai Bengawan Solo itu, kades terpilih hanya menang tipis. Yakni enam suara.
balai Desa Kliteh, Kecamatan Malo, itu tampak dipenuhi warga. Sejak kemarin (26/6) pagi warga berduyun-duyun mendatangi bangunan dari kayu jati tersebut. Warga tampak sabar mengantre menuju tempat pemungutan suara (TPS).
Pemilihan Kepala Desa (Pilkades) Desa Kliteh terdapat tiga calon kepala desa (cakades). Yaitu Jali, Misbakhul Munir, dan Heri Pranoto Susilo. Ketiganya kelahiran desa yang berada di aliran Sungai Bengawan Solo itu.
“Calonnya tiga. Dua calon baru, yang satu mantan lurah (petahana),” kata Taufiq, salah satu warga Desa Kliteh kemarin (26/6).
Pemuda itu menceritakan, sesuai hasil pengundian nomor urut, Jali sebagai cakades petahana mendapatkan nomor urut 1. Misbakhul Munir nomor urut 2, sedangkan nomor urut 3, yaitu Heri Pranoto Susilo.
Sekitar pukul 13.00 kemarin, panitia pilkades menutup waktu pemungutan suara. Sesuai tahapannya, waktu pemungutan dibuka mulai pagi hingga siang. Kemudian dilanjutkan penghitungan suara. Warga mulai penasaran dengan hasil pemungutan suara. Bergegas warga kembali berbondong-bondong menuju halaman balai desa.
Dengan pelan tapi pasti, panitia menyebutkan hasil coblosan surat suara. Suara 1, 2, dan 3, secara bergantian diucapkan saat penghitungan suara. Namun, suara angka 1 dan 2 cukup mendominasi selama penghitungan suara.
Di TPS 1, cakades nomor 1, Jali, unggul mendapatkan 222 suara. Cakades nomor urut 2 Misbakhul Munir mendapatkan 116 suara, dan cakades nomor 3 Heri Pranoto Susilo, mendapatkan 82.
Di TPS 2, sesuai hasil penghitungan, cakades nomor 2 Misbakhul Munir unggul mendapatkan dukungan 257 suara. Cakades nomor 01, Jali mendapatkan 157 suara, dan cakades nomor 3 Heri Pranoto Susilo, mendapatkan 46 suara.
Nah, warga terlihat menegangkan ketika hasil penghitungan suara di TPS 1 dan TPS 2 ditotal. Ternyata, cakades nomor 1 mendapatkan 379 suara, cakades nomor 2 mendapatkan 373 suara, dan cakades nomor 3 mendapatkan 128 suara. Kemudian suara yang tidak sah 23 suara.
“Hasilnya sangat tipis. Hanya selilih enam suara. Tapi calon nomor 2 tetap terlihat tegar,” pungkasnya.
Sebelumnya, setelah ditetapkan cakades, tiga orang ini tampak adu strategi mendapat dukungan dari warga desa setempat. Ketiganya memasang alat peraga kampanye (APK) berisi ajakan untuk memajukan desanya.
Beberapa warga berempati terhadap cakades. Mulai merapat untuk ikut menyukseskan calon idamannya. Semuanya bertujuan baik, karena memiliki tekad yang kuat untuk memajukan desanya.
“Saat kampanye masing-masing calon juga silaturahmi ke rumah warga,” tuturnya.
Sepekan sebelum pemungutan suara, panitia menggelar kampanye terbuka, masing-masing calon menyampaikan visi dan misinya membangun desanya selama enam tahun ke depan. Masing-masing calon saat berangkat dari rumahnya menuju balai desa, sebagai tempat kampanye terbuka, terlihat dikawal oleh masing-masing pendukungnya.
Setelah kempanye terbuka, memasuki hari tenang dan panitia tampak sibuk menyiapkan fasilitas pemungutan suara yang terbagi dalam dua TPS. Penentuan TPS itu sesuai dengan jumlah dusun di desa setempat.
“Warga antusias menggunakan hak pilihnya, dengan mendatangi balai desa,” jelasnya.