- Advertisement -
TUBAN – Proses pemilihan umum (Pemilu) menyisakan rekapitulasi final di kantor Komisi Pemilihan Umum (KPU). Untuk menghindari provokator dan perusuh selama tahapan akhir pesta demokrasi tersebut, Polres Tuban intens menggelar razia di sejumlah hotel dan rumah kos. Tujuannya untuk menjaring tamu luar tak diundang yang ke Tuban tanpa tujuan jelas.
Kapolres Tuban AKBP Nanang Haryono melalui Kasubbag Humas Polres Tuban Iptu Suganda mengatakan, tahapan yang rawan konflik justru saat penghitungan final di KPU. Sebab, gangguan bisa terjadi dari pendukung para calon yang tidak terima dengan hasil real count. Potensi gangguan juga bisa muncul dari provokator yang ingin membuat kerusuhan. ‘’Potensi gangguan Pemilu justru rawan saat seperti ini’’ tutur Suganda.
Mantan Wakapolsek Semanding ini mengatakan razia dimulai sejak Kamis (25/4) petang. Sasarannya satu hotel dan empat rumah kos di sekitar kantor KPU. Seluruh tamu dari luar kota didata dan ditanya terkait maksud kedatangannya ke Tuban. Kesimpulan sementara, belum ada potensi provokator yang masuk ke Bumi Wali.
‘’Razia untuk mengantisipasi pihak luar yang ingin mengacaukan pelaksanaan tahapan akhir Pemilu,’’ jelas Suganda.
Perwira berpangkat balok dua di pundak ini menuturkan, satuannya akan intens menyisir seluruh hotel dan rumah kos di Tuban selama proses real count berlangsung. Tidak hanya merazia rumah sewa, Polres juga sudah menurunkan 30 personel bersenjata lengkap dari Satreskrim dan Sabhara Polres Tuban. Mereka rutin mobile untuk pengamanan di kantor kecamatan hingga di kabupaten. ‘’Tidak ada tempat bagi provokator Pemilu di Tuban,’’ tegasnya.
TUBAN – Proses pemilihan umum (Pemilu) menyisakan rekapitulasi final di kantor Komisi Pemilihan Umum (KPU). Untuk menghindari provokator dan perusuh selama tahapan akhir pesta demokrasi tersebut, Polres Tuban intens menggelar razia di sejumlah hotel dan rumah kos. Tujuannya untuk menjaring tamu luar tak diundang yang ke Tuban tanpa tujuan jelas.
Kapolres Tuban AKBP Nanang Haryono melalui Kasubbag Humas Polres Tuban Iptu Suganda mengatakan, tahapan yang rawan konflik justru saat penghitungan final di KPU. Sebab, gangguan bisa terjadi dari pendukung para calon yang tidak terima dengan hasil real count. Potensi gangguan juga bisa muncul dari provokator yang ingin membuat kerusuhan. ‘’Potensi gangguan Pemilu justru rawan saat seperti ini’’ tutur Suganda.
Mantan Wakapolsek Semanding ini mengatakan razia dimulai sejak Kamis (25/4) petang. Sasarannya satu hotel dan empat rumah kos di sekitar kantor KPU. Seluruh tamu dari luar kota didata dan ditanya terkait maksud kedatangannya ke Tuban. Kesimpulan sementara, belum ada potensi provokator yang masuk ke Bumi Wali.
‘’Razia untuk mengantisipasi pihak luar yang ingin mengacaukan pelaksanaan tahapan akhir Pemilu,’’ jelas Suganda.
Perwira berpangkat balok dua di pundak ini menuturkan, satuannya akan intens menyisir seluruh hotel dan rumah kos di Tuban selama proses real count berlangsung. Tidak hanya merazia rumah sewa, Polres juga sudah menurunkan 30 personel bersenjata lengkap dari Satreskrim dan Sabhara Polres Tuban. Mereka rutin mobile untuk pengamanan di kantor kecamatan hingga di kabupaten. ‘’Tidak ada tempat bagi provokator Pemilu di Tuban,’’ tegasnya.