BOJONEGORO – Selain pengawasan terhadap pelanggaran, suasana ketenteraman dan tata tertib (trantib) Pilkada menjadi prioritas panwas pada masa kampanye ini. Karena itu, sejumlah momentum yang memicu gejolak, sebisa mungkin mulai diminimalisir. Tidak hanya itu, sinkronisasi antar stakeholder juga mulai dioptimalkan.
Ketua Panwaskab Bojonegoro, M. Yasin mengatakan, ketenteraman dan ketertiban harus dihadirkan di masyarakat. Karena itu, masyarakat tidak terbawa arus persaingan yang berlebihan.
Mengingat, masyarakat akar rumput selalu menjadi ranah paling rentan pergesekan. Untuk menciptakan suasana ketertiban, pihaknya sudah menginstruksikan pada jajarannya di bawah untuk mulai bergerak.
“Kita sudah instruksikan pada jajaran untuk lebih peka pada masalah yang memicu pergesekan,” kata M. Yasin kemarin (26/2)
Dia mengatakan, baik panwascam maupun PPL di lapangan sudah pihaknya instruksikan untuk lebih meningkatkan pengawasan berbagai gejolak di masyarakat.
Terutama yang berkaitan dengan proses kampanye. Berbagai kegiatan yang berpotensi terjadi gesekan antar pendukung di masyarakat, sudah dipetakan dan mulai dianalisis untuk dicegah.
“Tentu saja, tim kampanye memberikan tembusan pemberitahuan kepada kami,” ujar dia.
Tidak hanya dia bersama jajarannya di bawah, sinkronisasi cipta harmoni trantib juga kian dioptimalkan pada setiap stakeholder. Sesuai tupoksi masing-masing. Harapannya, proses pelaksanaan masa kampanye bisa dilakukan secara aman dan tertib.
Sejumlah stakeholder seperti Kesbangpol, TNI/Polri, KPU, dan jajaran Panwaskab sudah memaksimalkan peran masing-masing sesuai PKPU nomor 4 tahun 2016 tentang tahapan, program, dan jadwal penyelenggaraan pilgub dan pilbup.
Yasin mengakui, jika masa kampanye menjadi masa yang rentan perselisihan, entah antar pendukung ataupun simpatisan.
Ditambah lagi, kehadiran media sosial yang mempermudah terjadinya distribusi kampanye hitam, tentu sangat berdampak pada kian mudahnya masyarakat terpapar pergesekan.
Karena itu, dengan memperkuat sinergitas antar stakeholder, diharap semua bisa terkendali. “Selain menginstruksikan jajaran di bawah untuk lebih intensif, kita sudah tingkatkan koordinasi dengan pihak terkait,” pungkas dia.