KEREK – Entah, setan mana yang membisiki Nyuwito, 35, pada Kamis (25/1) petang. Setelah mengepruk kepala istrinya dengan batu hingga koma, warga Desa Gaji, Kecamatan Kerek ini bunuh diri dengan menenggak pestisida. Kunik, 28, sang istri kini masih dalam perawatan di RSUD dr. R. Koesma Tuban. Kapolsek Kerek AKP Mujito mengatakan, insiden tragis tersebut berlangsung usai tanam kacang hijau di ladang.
Berdasarkan keterangan saksi mata, terang dia, ketika menanam palawija tersebut pasutri ini terlihat rukun dan tanpa cekcok. Kemelut terjadi ketika mereka hendak pulang. Tanpa sebab yang jelas, tiba-tiba terdengar teriakan Kunik yang minta tolong.
Sejumlah petani yang mendengar suara tersebut langsung menghampiri sumber suara. Saat itu, mereka melihat Kunik telentang dengan darah mengucur di kepala. Mujito mengatakan, Kunik mengalami luka lebam dan luka terbuka pada kedua mata, pelipis kiri, dan kepala belakang.
Di lehernya juga terdapat bekas cekikan. Diduga luka tersebut akibat pukulan batu oleh suaminya. Batu sekepalan tangan ditemukan tak jauh dari tubuh korban. Sementara Nyuwito yang tergeletak tak jauh dari istrinya ditemukan dengan kondisi mulut berbuih.
Belakangan diketahui kalau dia baru menenggak pestisida atau obat pembasmi serangga setelah menganiaya istrinya. Diduga, aksi nekat tersebut dilakukan untuk menghindari dari urusan dengan aparat hukum.
Nyawa petani ini tak tertolong. Dia mengembuskan napas terakhir dalam perawatan di RSUD dr. R. Koesma Tuban. ‘’Istrinya masih hidup tapi kondisinya koma karena banyak luka di kepala,’’ terang dia.
Mujito mengaku belum mengetahui pasti permasalahan yang melatarbelakangi cekcok pasutri ini. Berdasar keterangan keluarga dan tetangga, keduanya tidak pernah terlihat bermasalah. Bahkan, pagi sebelum tanam kacang hijau, mereka tampak akur dan menyapa sejumlah tetangganya.
‘’Permasalahan yang menyebabkan cekcok masih kami selidiki,’’ tambah dia.