LAMONGAN, Radar Lamongan – Perusahaan Jasa Titipan (PJT) Bengawan Solo menginformasikan kondisi Bengawan Solo susut signifikan awal November nanti. Agar bahan baku bagi PDAM tetap tersedia, tiga pompa intake apung (pomton) dipasang di bawah jembatan Babat.
“Kita belum tahu kondisi terakhir debit bengawan. Kita usahakan agar bahan baku tetap tersedia, salah satunya dengan memanfaatkan pompa apung tersebut,” ujar Direktur PDAM Lamongan, Ali Mahfud.
Kebutuhan pengolahan PDAM saat ini minimal sekitar 300 liter per detik. Sementara cadangan bahan baku terus berkurang. Ali belum mendapatkan rilis terakhir kondisi Bengawan Solo.
Awal bulan, pihaknya hanya memasang dua pompa. Karena level bengawan di posisi terendah, Kamis lalu satu pompa dipasang lagi.
Ali juga mengaku menambah kolaran (pipa hisab) di titik tengah terendah. Pipa ini ditambah kedalamannya mencapai 23 meter. Padahal, biasanya hanya 15 – 17 meter. Sumur pengumpul ikut diaktifkan dan memperdalam galiannya.
Menurut Ali, lima tahun lalu pihaknya sudah melakukan galian simpanan. Pompa tersebut berhasil menyedot sisa cadangan air dari simpanan galian tersebut. Minimal cadangan tersebut mampu mencukupi hingga awal November.
“Kita tahu Maduran dan Sekaran sudah tidak ada airnya, jadi coba mencari jaringan lain,” ujarnya.
Ali mengatakan, dua hari lalu ada pemadaman. Panel pompa dimatikan untuk penurunan pompa intake. Dia berusaha agar kebutuhan air baku tetap tersedia dan tidak sampai habis.