NDUK – Bagi sebagian remaja, batik tidak menarik untuk dipakai pada acara nonformal. Namun, tidak bagi Qurrotu A’yunina, 23. Perawat Rumah Sakit Nahdlatul Ulama (RSNU) Tuban ini nyaris tak pernah lepas dari kemeja batiknya ketika keluar rumah. Baik saat nongkrong bersama teman atau sekadar berlibur. Tentu yang dipakai adalah batik motif yang sesuai suasana.
Dara yang akrab disapa Nina itu mengatakan, batik di era sekarang ini berbeda dengan batik sepuluh tahun lalu. Dulu, batik hanya cocok digunakan untuk acara resmi. Seiring berkembangnya zaman, kini banyak desainer yang memanfaatkan batik untuk pakaian gaul seperti gaun, kaus, atau kemeja. ‘’Batik sekarang sudah banyak yang dimodifikasi, jadi cocok digunakan pada acara apa pun,’’ tuturnya.
Alumni Akademi Keperawatan Pemkab Lamongan ini mengatakan, batik adalah salah satu warisan budaya bangsa yang bisa dilestarikan oleh siapa pun, termasuk anak muda. Sebab, kini banyak budaya warisan leluhur yang punah karena minim regenerasi. Sehingga penting bagi dirinya ikut melestarikan budaya tersebut. ‘’Batik itu fashionable dan menarik bagi saya. Apalagi batik gak membosankan karena banyak model variasi,’’ ungkapnya.
Wanita yang tinggal di Jalan Diponegoro ini mengatakan, salah satu bukti desain batik terus berkembang adalah banyaknya desainer yang mengembangkan untuk dunia fashion. Kini, batik ditemui tidak hanya dalam bentuk kemeja. Melainkan juga dipakai bahan mukena, celana, sepatu, dan lainnya. ‘’Saya ingin melestarikan batik warisan adiluhung Indonesia,’’ ucap dara berjilbab ini.