- Advertisement -
YUK – Alfiyah Nur Rahmah belum bisa hidup ‘’tenang’’ di kota lain. Dia terbayang orang tuanya. Khususnya, saat sendiri. ‘’Saya tak bisa lupakan keseharian bersama keluarga saat masih di rumah, meskipun sudah jauh,’’ ujar perempuan kelahiran 2 Januari 1997 asal Desa Mojoasem, Kecamatan Laren tersebut.
Menurut dia, banyangan orang tua muncul di waktu santai atau luang. Bila beberapa bulan tak pulang, maka rasa kangen itu kian kuat. Setiap malam dirinya pasti terbayang.
Khususnya waktu kumpul sore menjelang malam. ‘’Bisa sampai tak bisa tidur waktu lama tak pulang. Hingga menghubungi melalui ponsel baru bisa tidur,’’ ujar mahasiswi di Madura ini.
YUK – Alfiyah Nur Rahmah belum bisa hidup ‘’tenang’’ di kota lain. Dia terbayang orang tuanya. Khususnya, saat sendiri. ‘’Saya tak bisa lupakan keseharian bersama keluarga saat masih di rumah, meskipun sudah jauh,’’ ujar perempuan kelahiran 2 Januari 1997 asal Desa Mojoasem, Kecamatan Laren tersebut.
Menurut dia, banyangan orang tua muncul di waktu santai atau luang. Bila beberapa bulan tak pulang, maka rasa kangen itu kian kuat. Setiap malam dirinya pasti terbayang.
Khususnya waktu kumpul sore menjelang malam. ‘’Bisa sampai tak bisa tidur waktu lama tak pulang. Hingga menghubungi melalui ponsel baru bisa tidur,’’ ujar mahasiswi di Madura ini.