TUBAN – Bisnis kuliner di Tuban benar-benar kompetitif. Agar terus dipercaya konsumen, para pebisnis makanan harus inovatif dan kaya ide. Dikarenakan kuliner makanan impor sudah terlalu mainstream, para pengusaha kuliner memodifikasinya dengan memadukan kuliner Eropa dengan cita rasa nusantara. Dengan demikian, para konsumennya bisa merasakan makanan mewah namun tetap nikmat di lidah.
Shanti Aphrodita, owner Kafe Kono Kene mengatakan, kafenya menyajikan kolaborasi antara nuansa Eropa dan tradisi nusantara. Bangunan modern ala Eropa tersebut sangat cocok dijadikan nyantai bersama keluarga dan orang terdekat.
Dikarenakan menyajikan tempat yang nyentrik, pengunjung bisa narsis sambil mengambil gambar foto yang menarik. ‘’Tersedia menu Eropa tapi rasa menyesuaikan lidah Jawa, jadi tampilan menarik namun rasa masih sesuai dengan lidah,’’ ujarnya.
Menu khas Eropa seperti spaghetti, fettucine, burger, hotdog, dan taco dikemas dengan tampilan mirip seperti makanan di negeri asalnya. Hanya saja, makanan tersebut sedikit dimodifikasi dari bahan.
Sehingga meskipun tampilan elegan layaknya makanan barat, rasa tetap nikmat dengan sentuhan cita rasa tanah air. ‘’Rasa dijamin cocok dengan lidah orang Tuban karena sudah disesuaikan dari bahan, bumbu, dan cara memasak,’’ ucap Shanti.
Tidak hanya terus menelurkan menu baru, kafe juga berupaya mendongkrak konsumen dengan cara lain. Salah satunya adalah menyediakan ruang berkapasitas besar untuk mendongkrak konsumen masal.
Shanti mengatakan, ruang berkapasitas luas di kafe bisa dimanfaatkan untuk prewedding, wedding, acara ulang tahun, atau acara apapun. ‘’Dengan pemesanan menu dengan jumlah tertentu, tidak perlu lagi mengeluarkan biaya sewa tempat,’’ kata dia.
Shanti mengatakan, konsumen kafe biasanya datang masal. Sehingga dengan menyediakan ruang khusus, konsumen akan merasa nyaman berlama-lama di tempat kongko tersebut.
Untuk ruang pertemuan, Shanti menyiapkan opsi dua ruangan. Ruangan dengan kapasitas belasan dan ratusan orang. ‘’Konsumen masal biasanya datang belasan dan ratusan orang,’’ tutur ibu dua anak itu.
Dia mengatakan, konsumen ratusan biasanya datang dari instansi pemerintah dan swasta. Sebagian kecil lainnya datang dari masyarkat yang mengadakan acara komunitas, reuni, atau acara lainnya.
Untuk ruang pertemuan kecil, biasanya banyak digunakan rapat petinggi perbankan. ‘’Kalau ratusan biasanya untuk acara besar, kalau kapasitas belasan untuk acara rapat kecil pimpinan,’’ kata istri Kombes Ucu Kuspriyadi itu.