- Advertisement -
NDUK – Menjadi dosen adalah impian terbesar Faiqotut Tanjiriyah, 24. Karena itu, selepas lulus dari pendidikan agama di Universitas Islam Negeri (UIN) Sunan Ampel Surabaya, dia melanjutkan ke jenjang pascasarjana. Karena kuliah di jenjang magister dibarengi dengan mengajar di SDN Lajulor, Singgahan, dia memilih perguruan tinggi terdekat, yakni Universitas Darul Ulum (Unisda) Lamongan.
Setelah menyelesaikan program pascasarjana, dara yang akrab disapa Faiq ini tak langsung melamar menjadi dosen. Dia mengatakan, menjadi dosen tidak semudah yang dibayangkan.
Awalnya, dia mengira cara mengajar dosen tak jauh seperti guru. ‘’Tapi ternyata anggapan saya salah. Menjadi dosen butuh banyak persiapan, mulai ilmu, wawasan, mental, dan segalanya,’’ ungkapnya.
Karena itu, usai meraih gelar magister, dara yang tinggal di Desa Tanggir, Kecamatan Singgahan ini tetap mengabdikan ilmunya di SD. Sembari mengajar, Faiq memperkaya ilmu dengan melahap buku-buku dan belajar dari dosen-dosen seniornya.
‘’Ke depan kalau sudah merasa layak pasti saya akan kejar impian menjadi dosen,’’ kata dara yang hobi menyanyi itu.Guru ngaji TPQ Al Hadi Lajulor ini mengatakan, dosen adalah panutan mahasiswa.
- Advertisement -
Sehingga, sebelum memutuskan menjadi guru dari mahasiswa, alangkah baiknya mematangkan kemampuan dan wawasan. ‘’Karena dosen yang berkualitas akan mencetak mahasiswa luar biasa,’’ ujarnya.
NDUK – Menjadi dosen adalah impian terbesar Faiqotut Tanjiriyah, 24. Karena itu, selepas lulus dari pendidikan agama di Universitas Islam Negeri (UIN) Sunan Ampel Surabaya, dia melanjutkan ke jenjang pascasarjana. Karena kuliah di jenjang magister dibarengi dengan mengajar di SDN Lajulor, Singgahan, dia memilih perguruan tinggi terdekat, yakni Universitas Darul Ulum (Unisda) Lamongan.
Setelah menyelesaikan program pascasarjana, dara yang akrab disapa Faiq ini tak langsung melamar menjadi dosen. Dia mengatakan, menjadi dosen tidak semudah yang dibayangkan.
Awalnya, dia mengira cara mengajar dosen tak jauh seperti guru. ‘’Tapi ternyata anggapan saya salah. Menjadi dosen butuh banyak persiapan, mulai ilmu, wawasan, mental, dan segalanya,’’ ungkapnya.
Karena itu, usai meraih gelar magister, dara yang tinggal di Desa Tanggir, Kecamatan Singgahan ini tetap mengabdikan ilmunya di SD. Sembari mengajar, Faiq memperkaya ilmu dengan melahap buku-buku dan belajar dari dosen-dosen seniornya.
‘’Ke depan kalau sudah merasa layak pasti saya akan kejar impian menjadi dosen,’’ kata dara yang hobi menyanyi itu.Guru ngaji TPQ Al Hadi Lajulor ini mengatakan, dosen adalah panutan mahasiswa.
- Advertisement -
Sehingga, sebelum memutuskan menjadi guru dari mahasiswa, alangkah baiknya mematangkan kemampuan dan wawasan. ‘’Karena dosen yang berkualitas akan mencetak mahasiswa luar biasa,’’ ujarnya.