FEATURES – Hidup di desa memang sulit mengakses banyak hal, terutama hobi. Tapi, Davina Aulia Ramadhani membuktikan jika hidup di kawasan jauh dari perkotaan, bisa berprestasi melalui hobinya.
Wajah Davina Aulia Ramadhani, terlihat ceria ketika ditemui di sebuah studio musik di kawasan Kota Bojonegoro kemarin (24/2).
Meski tampak lelah usai berlatih musik, siswi kelas V sekolah dasar (SD) tersebut menyempatkan berbincang banyak perihal hobinya pada Jawa Pos Radar Bojonegoro.
Tidak banyak yang tahu jika siswi berusia 12 tahun itu sehari-hari tinggal di Desa Gunungsari, Kecamatan Baureno, menekuni dunia modeling. Terutama, usianya masih sangat dini.
Bahkan, siswi yang akrab disapa Davina ini dapat membuktikan meski tinggal di desa, masih bisa berprestasi layaknya orang perkotaan.
Anak kedua dari tiga bersaudara itu memang sangat menekuni dunia catwalk dan modeling sejak kelas 3 SD. Awalnya, dia tahu modeling dari televisi.
Terkait hobinya itu, dia sempat bingung karena hobi modeling dan berjalan di atas catwalk masih belum umum di Bojonegoro. Apalagi, posisi tempat tinggalnya di perbatasan paling timur Bojonegoro.
“Hobi modeling sejak kelas tiga, awalnya tahu itu dari televisi,” kata Davina.
Merasa benar-benar suka modeling, tiap kali berada di rumah sendirian, Davina sering melenggak-lenggok di depan cermin. Hobinya itu direspons positif orang tuanya, dan didorong untuk menekuni lebih dalam melalui kursus.
Sayang, meski sudah mulai belajar, tapi wadah dan titian berkompetisi masih jarang di Bojonegoro. Dorongan dari orang tuanya, Davina mengikuti sejumlah event modeling, meski hanya lingkup kecamatan.
Berulang kali ikut lomba, hasilnya belum memuaskan. Selain masih awam pada kompetisi modeling, dia juga belum menemukan contoh. Alasannya, hobi modeling masih sangat jarang di Kota Ledre.
Tapi, meski kerap gagal, dia tidak mudah menyerah. Dia berulang kali ikut lomba modeling, meskipun di luar kota. Prestasi modeling dia dapat saat mengikuti lomba tingkat kabupaten di Lamongan.
Waktu itu, mendapat juara tiga pada perlombaan tingkat kabupaten. Davina mengaku, selama didukung orang tuanya, dimana pun tempat lomba fashion, dia selalu ikut. Asal ada dukungan dari orang tuanya.
“Sering ikut lomba di luar daerah, sebab didukung orang tua,” imbuh dia.
Prestasi modeling-nya kian berkembang setelah dia kerap mengikuti event-event di luar kota. Pada 2016, saat Hari Jadi Kota Tuban, Davina kembali mendapat juara.
Meski, bukan juara utama, hanya juara harapan dua. Meski begitu, sudah sangat membuatnya bahagia. Davina kembali mengikuti lomba fashion tingkat provinsi yang diselenggarakan sebuah event organizer (EO) busana.
Ternyata, Davina justru meraih predikat sebagai juara favorit. Tentu itu sangat membanggakan. Sebab, siswi yang biasa tinggal di desa tersebut bisa meraih juara modeling tingkat provinsi.
“Ini sangat membanggakan dan membuatku senang,” kata gadis yang pernah meraih juara qari tingkat kecamatan dan kabupaten tersebut.