LAMONGAN – Para petambak Lamongan kembali was-was. Intensitas hujan tinggi kembali. Padahal, tambak belum dipanen. Mereka mulai memasang waring (jaring) di sekeliling tambak agar ikan tidak hilang ketika banjir datang.
Menurut petani Tambak Soko Glagah, Ubaid, air tambak mulai penuh, karena hujan setiap hari. Sehingga petani harus mengantisipasi dengan pasang waring. Jika air meluap, ikan yang kabur akan bisa diamankan. ‘’Usia ikan rata-rata masih tiga bulan. Panennya masih bulan depan, kalau hanyut kan sayang,” ujarnya.
Menurut dia, waring yang dipasang minimal dua – tiga meter tingginya, supaya ikan aman dan petambak tidak rugi. Meski begitu, ikan masih ada yang lolos jika kondisi air sangat tinggi. Apalagi jenis lele, biasanya banyak yang lepas. ‘’Namun kalau ada waring, yang lolos tidak terlalu banyak, sehingga petambak tidak terlalu rugi banyak,’’ terangnya.
Dia mengungkapkan, kondisi tersebut memang terjadi setiap tahun, saat musim hujan. Beruntungnya petambak sudah panen Udang Vanami sebelumnya. ‘’Sehingga untuk ikan lele dan jenis ikan lainnya merupakan masa tanam kedua, sehingga petambak tidak terlalu merugi,’’ tukasnya.
Koordinator UPT Pengairan Kuro Karangbinangun, Kasman, menjelaskan, debit Kuro masih naik turun. Sementara Bengawan Jero juga lumayan tinggi. Sebab intensitas hujan cukup tinggi, sehingga seluruh anak kali muaranya ke sana. Jika petani tambak mulai mengantisipasi dengan memasang waring, akan lebih baik. Sebab, air hujan volumenya terus membesar.
Terpisah, Kabid Ikan Tawar Dinas Perikanan Lamongan, Tri Wahyudi, menjelaskan, terkait petambak yang pasang waring. Itu sudah biasa untuk mengamankan ikannya. Biasanya dinas juga menghimbau.