32.4 C
Bojonegoro
Thursday, June 1, 2023

RSUD Lamongan Belum Sediakan Layanan Rapid Antigen Test

- Advertisement -

Radar Lamongan – Satuan Tugas (Satgas) Penanganan Covid-19 telah mengeluarkan panduan resmi kewajiban rapid antigen test untuk syarat pelaku perjalanan selama masa cuti bersama natal dan tahun baru (nataru).

Namun, RSUD dr Soegiri Lamongan belum menyediakan layanan rapid antigen test bagi orang yang hendak berpergian menggunakan kereta api dan pesawat.

Menurut Kasubbag Hukum, Organisasi, dan Pemasaran RSUD dr. Soegiri Lamongan, Budi Wignyo S, hingga saat ini pihaknya belum menyediakan layanan rapid antigen test. Namun bukan berarti masyarakat tidak ada yang berminat dengan metode rapid antigen test.

‘’Ya ada (berminat rapid antigen test). Karena memang ada beberapa kegiatan perjalanan yang mensyaratkan harus rapid antigen test. Sementara di sini masih rapid test antibodi,’’ katanya kepada Jawa Pos Radar Lamongan kemarin (23/12).

Tarif rapid tes antibody dan rapid antigen test berbeda. Berdasarkan Surat Edaran (SE) Menteri Kesehatan RI tentang penetapan tarif batas atas rapid test antibodi Rp 150 ribu. Sedangkan tarif rapid antigen test untuk Pulau Jawa Rp 250 ribu dan luar Jawa Rp 275 ribu. Sementara rapid antigen test yang disediakan PT Kereta Api Indonesia (KAI) Rp 105 ribu.

- Advertisement -

Budi menuturkan, permintaan rapid test antibodi mandiri di RS terhitung stabil setiap bulannya. ‘’Untuk bulan November saja ada 54 orang yang melakukan rapid test antibodi mandiri,’’ tuturnya.

Menurut dia, RSUD dr Soegiri juga belum membuka layanan swab test mandiri untuk kepentingan pribadi. RS pelat merah ini hanya melayani swab test yang sesuai indikasi medis gejala Covid-19.

Pemeriksaan sampel usap dari RS nonrujukan Covid-19 dan hasil tracing Dinas Kesehatan Kabupaten Lamongan menggunakan alat Polymerase Chain Reaction (PCR). ‘’Intinya sampai sekarang kami belum melayani pemeriksaan swab untuk keinginan pribadi,’’ katanya.

Sementara itu, kasus Covid-19 terus menunjukkan tren kenaikan. Koordinator Bidang Preventif dan Promotif Satgas Covid-19 Kabupaten Lamongan Taufik Hidayat menjelaskan, kasus terkonfirmasi baru masih tinggi.

Setiap hari selalu ada tambahan minimal 16 kasus baru dari kontak erat dan perjalanan. Namun, kenaikan kasus tersebut juga diimbangi angka kesembuhan yang tinggi pula. “Alhamdulillah ada 10 yang sembuh,diharapkan terus ada kenaikan,” harapnya.

Taufik mengatakan, upaya tracing terus ditingkatkan. Salah satunya mendeteksi dini adanya penularan yang tidak langsung. Tracing difokuskan pada mereka yang kontak erat. “Semua bisa menjadi carrier, jadi harus lebih hati-hati,” ujarnya.

Taufik mengatakan, fasilitas isolasi saat ini terisi semua. Rusunawa juga tetap difungsikan. Bahkan, rata-rata penghuni rusunawa berasal dari luar kota karena saat pemeriksaan mereka dinyatakan positif dan butuh tempat isolasi.

Ada sekitar 30 orang yang ditampung di rusunawa. Mereka yang dinyatakan positif tanpa gejala, disarankan isolasi mandiri di rumah. Jika ada keluhan sakit, maka mereka akan dirujuk ke fasilitas isolasi. Taufik menambahkan, masalah covid belum bisa ditentukan kapan selesainya.

Klaster baru dari perjalanan ke luar kota cukup banyak. Apalagi, beberapa obyek wisata dan moda transportasi mulai menuju kenormalan baru. Sementara tidak semua warga menerapkan protokol kesehatan dengan benar. “Kalau sudah begitu yang dirugikan bukan diri sendiri saja, tapi lingkungan di sekitar,” katanya.

Radar Lamongan – Satuan Tugas (Satgas) Penanganan Covid-19 telah mengeluarkan panduan resmi kewajiban rapid antigen test untuk syarat pelaku perjalanan selama masa cuti bersama natal dan tahun baru (nataru).

Namun, RSUD dr Soegiri Lamongan belum menyediakan layanan rapid antigen test bagi orang yang hendak berpergian menggunakan kereta api dan pesawat.

Menurut Kasubbag Hukum, Organisasi, dan Pemasaran RSUD dr. Soegiri Lamongan, Budi Wignyo S, hingga saat ini pihaknya belum menyediakan layanan rapid antigen test. Namun bukan berarti masyarakat tidak ada yang berminat dengan metode rapid antigen test.

‘’Ya ada (berminat rapid antigen test). Karena memang ada beberapa kegiatan perjalanan yang mensyaratkan harus rapid antigen test. Sementara di sini masih rapid test antibodi,’’ katanya kepada Jawa Pos Radar Lamongan kemarin (23/12).

Tarif rapid tes antibody dan rapid antigen test berbeda. Berdasarkan Surat Edaran (SE) Menteri Kesehatan RI tentang penetapan tarif batas atas rapid test antibodi Rp 150 ribu. Sedangkan tarif rapid antigen test untuk Pulau Jawa Rp 250 ribu dan luar Jawa Rp 275 ribu. Sementara rapid antigen test yang disediakan PT Kereta Api Indonesia (KAI) Rp 105 ribu.

- Advertisement -

Budi menuturkan, permintaan rapid test antibodi mandiri di RS terhitung stabil setiap bulannya. ‘’Untuk bulan November saja ada 54 orang yang melakukan rapid test antibodi mandiri,’’ tuturnya.

Menurut dia, RSUD dr Soegiri juga belum membuka layanan swab test mandiri untuk kepentingan pribadi. RS pelat merah ini hanya melayani swab test yang sesuai indikasi medis gejala Covid-19.

Pemeriksaan sampel usap dari RS nonrujukan Covid-19 dan hasil tracing Dinas Kesehatan Kabupaten Lamongan menggunakan alat Polymerase Chain Reaction (PCR). ‘’Intinya sampai sekarang kami belum melayani pemeriksaan swab untuk keinginan pribadi,’’ katanya.

Sementara itu, kasus Covid-19 terus menunjukkan tren kenaikan. Koordinator Bidang Preventif dan Promotif Satgas Covid-19 Kabupaten Lamongan Taufik Hidayat menjelaskan, kasus terkonfirmasi baru masih tinggi.

Setiap hari selalu ada tambahan minimal 16 kasus baru dari kontak erat dan perjalanan. Namun, kenaikan kasus tersebut juga diimbangi angka kesembuhan yang tinggi pula. “Alhamdulillah ada 10 yang sembuh,diharapkan terus ada kenaikan,” harapnya.

Taufik mengatakan, upaya tracing terus ditingkatkan. Salah satunya mendeteksi dini adanya penularan yang tidak langsung. Tracing difokuskan pada mereka yang kontak erat. “Semua bisa menjadi carrier, jadi harus lebih hati-hati,” ujarnya.

Taufik mengatakan, fasilitas isolasi saat ini terisi semua. Rusunawa juga tetap difungsikan. Bahkan, rata-rata penghuni rusunawa berasal dari luar kota karena saat pemeriksaan mereka dinyatakan positif dan butuh tempat isolasi.

Ada sekitar 30 orang yang ditampung di rusunawa. Mereka yang dinyatakan positif tanpa gejala, disarankan isolasi mandiri di rumah. Jika ada keluhan sakit, maka mereka akan dirujuk ke fasilitas isolasi. Taufik menambahkan, masalah covid belum bisa ditentukan kapan selesainya.

Klaster baru dari perjalanan ke luar kota cukup banyak. Apalagi, beberapa obyek wisata dan moda transportasi mulai menuju kenormalan baru. Sementara tidak semua warga menerapkan protokol kesehatan dengan benar. “Kalau sudah begitu yang dirugikan bukan diri sendiri saja, tapi lingkungan di sekitar,” katanya.

Artikel Terkait

Most Read

Artikel Terbaru


/