Radar Bojonegoro – Kalangan anggota DPRD Bojonegoro berharap pemkab setempat segera mengambil langkah atas kinerja PT Griya Dharma Kusuma (GDK). Sebab, tahun ini BUMD bergerak sektor perhotelan itu kembali tak bisa setor pendapatan asli daerah (PAD). Salah satu opsinya yakni menyewakan Hotel GDK pada Pertamina Asset 4.
Pemkab Bojonegoro sudah memproses rencana itu seiring pengoperasian pad C Lapangan Sukowati di Desa Banjarsari, Kecamatan Trucuk itu. ‘’Setiap tahun GDK selalu defisit anggaran. Pemkab harus mengambil langkah untuk mencari solusinya,’’ ujar Anggota Komisi D DPRD Bojonegoro Ali Huda saat rapat anggaran kemarin (23/11).
Menurut Ali Huda, sejak awal berdirinya pada 2005 lalu, pihaknya sudah menolak GDK. Sebab, bisnis hotel di daerah tidak begitu menguntungkan. ‘’Bahkan, bisa merugikan daerah. Saat ini yang terjadi pada GDK sudah seperti itu,’’ ujar politisi asal Kecamatan Sugihwaras itu.
Karena itu, lanjut dia, pemkab harus mengambil langkah. Sehingga, GDK tidak terus membebani daerah. Apalagi, setiap tahun tidak bisa setor PAD. ‘’Harus segera ada solusi,’’ ujar politisi PKPI itu.
Langkah diambil pemkab, lanjut Ali Huda, tidak cukup hanya dengan mengganti manajemen. Menurut dia, ganti manajeman berapapun akan sama hasilnya. Sebab, persoalanya bukan itu. Anggota Komisi C DPRD Sunjani menambahkan, hingga saat ini tidak semua BUMD bisa menghasilkan PAD. Bahkan, ada BUMD masih terus menjadi beban pemkab.
Karena itu, dia meminta pemkab mengevaluasi mana saja BUMD yang membebani itu. ‘’Harus ada evaluasi,’’ jelasnya. Sunjani menjelaskan, kinerja BUMD tahun depan harus lebih baik. Sehingga, bisa menghasilkan pendapatan yang bagus. Sekretaris Daerah (Sekda) Nurul Azizah menjelaskan, hingga kini GDK memang masih belum setor PAD. Sebab, keuangan BUMD perhotelan itu masih defisit. ‘’GDK belum bisa setor PAD karena masih defisit anggaran,’’ ujarnya.
Mantan Kepala DLH itu melanjutkan, pihaknya sudah menyiapkan langkah menye lamatkan GDK. Yakni, dengan menyewakannya ke Pertamina Asset 4. Rencananya, perusahaan migas itu akan mengoperasikan sumur minyak Pad C yang berlokasi di Desa Banjarsari. ‘’Saat sumur itu beroperasi, kami minta kantornya harus di Bojonegoro,’’ jelasnya.
Menurut Nurul, sebenarnya kerja sama dengan Pertamina Aseet 4 itu sudah dimulai tahun ini. Namun, adanya pandemi Covid-19 membuat harga minyak anjlok. Sehingga, bisnis migas sedikit terganggu. ‘’Tapi saat sumur di Banjarsari sudah beroperasi pasti akan menyewa GDK,’’ jelasnya.