FREDY Ardliyan Syah menegaskan, tidak ada istilah test-case dalam pencalonannya sebagai balon bupati. Dikatakan dia, keinginannya untuk mengikuti proses penjaringan balon bupati merupakan niat yang serius. ‘’Apakah saya serius, ya, niatnya saya serius,’’ kata Fredy kepada Jawa Pos Radar Tuban kemarin (23/9).
Untuk bisa mencalonkan diri, kata dia, dibutuhkan kendaraan partai politik yang memenuhi syarat mengusung calon bupati maupun wakil bupati. ‘’Terlepas dapat rekom dari PDIP atau di luar PDIP, itu tidak jadi masalah. Yang pasti, ketika ditanya niat, niat saya serius,’’ tegas putra sulung bupati Fathul Huda itu.
Terkait munculnya analisa yang menilai bahwa pencalonannya hanya untuk test-case, menurut dia, sangat wajar. Begitu juga terkait munculnya persepsi masyarakat terkait politik dinasti? Pria jebolan Fakultas Ekonomi Universitas Darul Ulum Jombang ini menjawab diplomtis. ‘’(Kalaupun saya adalah anak dari bupati Fathul Huda, Red) itu adalah hikmah. Untuk sekarang ini, saya menunjukkan keseriusan,’’ tegas dia. Dalam pernyataan sebelumnya kepada Jawa Pos Radar Tuban, Fathul Huda tidak mempermasalahkan Fredy mendaftar sebagai balon bupati di PDI Perjuangan. Menurutnya, Fredy adalah anak yang sangat taat kepada orang tua dan kiai. Untuk itu, Fathul Huda yakin anaknya akan mengikuti petunjuk kiai.
Disinggung terkait restu? Fathul Huda menjawab diplomatis. Dikatakan dia, Fredy belum pernah minta restu. Namun demikian, dia juga tidak melarang soal rencana pencalonan anak sulungnya tersebut.
Bupati dua periode ini hanya menegaskan penentuan sosok calon bupati yang layak dari Nahdlatul Ulama (NU) dan PKB sepenuhnya diputuskan kiai.