KOTA – Jumlah penduduk Bojonegoro yang berlistrik diprediksi masih sekitar 15 persen. Banyaknya lokasi berada di kawasan hutan membuat PLN kesulitan tingkatkan rasio elektrifikasi (RE). Sebab, hingga kini, RE Bojonegoro masih 85 persen. Fakta itu diakui Asisten Manajer Perencanaan Rayon PLN Bojonegoro, Sutanto Setiaji senin (23/4). “Skala kabupaten baru 85 persen. Berarti, ada 15 persen belum teraliri listrik,” katanya senin (23/4).
Sutanto mengakui, masih banyaknya kawasan belum dialiri listrik memang dipengaruhi luasnya wilayah. Juga, Kota Ledre berada di kawasan hutan, sehingga sulit diakses listrik. Hanya, kondisi itu, pihaknya juga sudah berusaha melakukan berbagai giat meningkatkan jumlah RE. Dijelaskan olehnya, 15 persen kawasan belum teraliri listrik berada di daerah-daerah diselimuti hutan. Itu artinya, dari 1,4 juta penduduk Bojonegoro, sebanyak 210 ribunya belum mendapatkan aliran listrik.
Di antaranya kecamatan-kecamatan di wilayah selatan Bojonegoro. Termasuk berada di perbatasan dengan kabupaten lain. Karena itu pula, penanganan tidak bisa secara bersama-sama. Melainkan bergantian ke daerah-daerah sasaran. Lokasinya pun tersebar. “Kesulitannya memang berada di daerah sulit dijangkau transportasi,” imbuh dia. Terkait penanganan, menurut Sutanto, dilakukan bertahap.
Saat ini, pihaknya mengupayakan pelebaran jaringan listrik di Dusun Mbingung, Desa Nganti, Kecamatan Ngraho. Desa di kawasan hutan itu, terdapat 23 kepala keluarga (KK) belum dialiri listrik. “Sementara ini kita upayakan yang berada di Dusun Mbingung.
Ada 23 KK yang masing-masing nanti kita pasang listrik 900 va,” imbuh dia. Wakil Ketua Komisi C DPRD Bojonegoro Abdulloh Umar menegaskan, berharap PLN serius meningkatkan RE di kawasan-kawasan perbatasan. Setidaknya, hak masyarakat mendapatkan listrik bisa dirasakan meskipun berada di kawasan pedalaman.