LAREN – Harga cabai di tingkat petani di Lamongan menurun. Dua pekan lalu masih sekitar Rp 58.000 per kg, namun dua hari lalu turun menjadi Rp 35.000 per kg. ‘’Sejak mulai panen tiga bulan lalu, selalu ada perubahan harga tiap minggunya,’’ tutur seorang petani cabai asal Dusun Tlogorejo Desa Gampangsejati Kecamatan Laren, Sucipto kepada Jawa Pos Radar Lamongan jumat (23/3).
Dia mengungkapkan, dua minggu lalu harga cabai mencapai Rp 58 ribu per kg. Sedangkan dua hari lalu harganya turun menjadi Rp 35 ribu per kg. Penurunan harganya cukup signifikan, hampir 50 persen. ‘’Harga cabai memang naik-turunnya tinggi. Kadang naik drastis, tapi tak jarang juga turun jauh,’’ tukasnya.
Menurut dia, penurunan harga tersebut kemungkinan faktor musim panen, yang dimulai sejak Desember tahun lalu. Sedangkan akhir bulan ini merupakan akhir musim petik cabai. ‘’Sebagian petani sudah selesai. Tapi sebagian masih melakukan masa petik,’’ katanya.
Meski begitu, Sucipto berharap harga cabai tidak menurun lebih rendah lagi. ‘’Kalau harga segitu masih bisa menutup modal, biaya perawatan, dan biaya petik. Jangan sampai turun lagi,’’ tukasnya.
Sholikin, ketua gabungan kelompok tani (gapoktan) setempat mengatakan, naik-turunnya harga cabai di tingkat petani dinilai wajar. Namun, petani mendapat untung jika harganya di atas Rp 30 Ribu per kg. ‘’Kalau harganya di bawah Rp 30 Ribu hanya untuk balik modal saja,’’ pungkasnya.