31.1 C
Bojonegoro
Thursday, June 1, 2023

Awalnya Sempat Mengagetkan Keluarga

- Advertisement -

Tasya Nur Faudila Budiarti menekuni sepak bola putri ketika duduk di bangku SMA. Sempat jadi atlet voli sejak SD. Namun, sekarang justru jadi kiper Bojonegoro FC (BFC) Putri untuk Piala Pertiwi.

SEMANGAT dan pantang menyerah tergambar dari sosok Tasya Nur Faudilla Budiarti. Meski sedang libur latihan bersama di lapangan, tetap menyempatkan latihan sendiri di rumah kemarin (23/1). 

“Baru bangun tidur, setelah ini latihan ringan,” ungkap Tasya kepada Jawa Pos Radar Bojonegoro.

Semangat tersebut selalu diperlihatkan Tasya setiap berlatih. Padahal harus mengikuti latihan bersama skuad BFC Putri di lapangan Desa Panjunan, Kecamatan Kalitidu yang berjarak sekitar 30 kilometer rumahnya di Desa/Kecamatan Sumberejo. Bahkan, 43 kilometer ketika latihan digelar di lapangan Bina Pemuda 2, Desa/Kecamatan Purwosari.

Kiper 19 tahun itu tetap rutin mengikuti latihan bersama skuad Laskar Rajekwesi Putri karena sedang menjalani persiapan untuk berlaga di Piala Pertiwi Jatim 2022. Karena masih perlu banyak latihan dan menambah pengalaman bertanding.

- Advertisement -

“Baru tiga tahun bermain sepak bola dan futsal, sejak SMA,” jelas alumni SMAN 3 Bojonegoro itu.

Sejak memilih fokus dalam sepak bola dan futsal, Tasya mantap menjadi kiper. Sebab ingin menjaga gawang dan memiliki peran perbeda di lapangan, bisa memainkan bola dengan tangan maupun kaki.

Terlebih sebelum fokus pada sepak bola maupun futsal, anak kedua dari tiga bersaudara itu adalah atlet voli. Sehingga memiliki refleks tangan yang bagus, karena sudah terbiasa menepis bola.

“SD, SMP, hingga SMA bermain voli,” jelas alumni SMPN 1 Balen.

Tasya sempat kesulitan beradaptasi ketika bermain sepak bola. Dari segi permainan dan aturan berbeda dengan voli. Juga lapangan lebih luas, sehingga perlu fisik bagus. 

“Kiper tidak hanya menjaga gawang, harus memberikan instruksi kepada pemain bertahan untuk menahan serangan lawan,” ujar penggemar Cristiano Ronaldo itu.

Saat pertama bermain sepak bola, keluarga Tasya sempat kaget. Sebab olahraga dimainkan 11 pemain itu identik dengan laki-laki. Juga rentan terjadi benturan antar pemain, Namun tekad yang sudah bulat dari pemain jebolan SSB Persepa Pacul tersebut membuat keluarganya mendukung penuh.

Dalam kejuaraan sepak bola putri Piala Pertiwi Jatim, Tasya ingin membawa BFC putri mampu bersaing dengan klub lain. Namun saat ini fokus utamanya menembus skuad utama BFC. Selain itu menambah jam terbang di setiap kompetisi diikuti.

Tasya Nur Faudila Budiarti menekuni sepak bola putri ketika duduk di bangku SMA. Sempat jadi atlet voli sejak SD. Namun, sekarang justru jadi kiper Bojonegoro FC (BFC) Putri untuk Piala Pertiwi.

SEMANGAT dan pantang menyerah tergambar dari sosok Tasya Nur Faudilla Budiarti. Meski sedang libur latihan bersama di lapangan, tetap menyempatkan latihan sendiri di rumah kemarin (23/1). 

“Baru bangun tidur, setelah ini latihan ringan,” ungkap Tasya kepada Jawa Pos Radar Bojonegoro.

Semangat tersebut selalu diperlihatkan Tasya setiap berlatih. Padahal harus mengikuti latihan bersama skuad BFC Putri di lapangan Desa Panjunan, Kecamatan Kalitidu yang berjarak sekitar 30 kilometer rumahnya di Desa/Kecamatan Sumberejo. Bahkan, 43 kilometer ketika latihan digelar di lapangan Bina Pemuda 2, Desa/Kecamatan Purwosari.

Kiper 19 tahun itu tetap rutin mengikuti latihan bersama skuad Laskar Rajekwesi Putri karena sedang menjalani persiapan untuk berlaga di Piala Pertiwi Jatim 2022. Karena masih perlu banyak latihan dan menambah pengalaman bertanding.

- Advertisement -

“Baru tiga tahun bermain sepak bola dan futsal, sejak SMA,” jelas alumni SMAN 3 Bojonegoro itu.

Sejak memilih fokus dalam sepak bola dan futsal, Tasya mantap menjadi kiper. Sebab ingin menjaga gawang dan memiliki peran perbeda di lapangan, bisa memainkan bola dengan tangan maupun kaki.

Terlebih sebelum fokus pada sepak bola maupun futsal, anak kedua dari tiga bersaudara itu adalah atlet voli. Sehingga memiliki refleks tangan yang bagus, karena sudah terbiasa menepis bola.

“SD, SMP, hingga SMA bermain voli,” jelas alumni SMPN 1 Balen.

Tasya sempat kesulitan beradaptasi ketika bermain sepak bola. Dari segi permainan dan aturan berbeda dengan voli. Juga lapangan lebih luas, sehingga perlu fisik bagus. 

“Kiper tidak hanya menjaga gawang, harus memberikan instruksi kepada pemain bertahan untuk menahan serangan lawan,” ujar penggemar Cristiano Ronaldo itu.

Saat pertama bermain sepak bola, keluarga Tasya sempat kaget. Sebab olahraga dimainkan 11 pemain itu identik dengan laki-laki. Juga rentan terjadi benturan antar pemain, Namun tekad yang sudah bulat dari pemain jebolan SSB Persepa Pacul tersebut membuat keluarganya mendukung penuh.

Dalam kejuaraan sepak bola putri Piala Pertiwi Jatim, Tasya ingin membawa BFC putri mampu bersaing dengan klub lain. Namun saat ini fokus utamanya menembus skuad utama BFC. Selain itu menambah jam terbang di setiap kompetisi diikuti.

Artikel Terkait

Most Read

Artikel Terbaru


/