Masih banyak remaja belum mengetahui apa itu alat kontrasepsi. Bagaimana menggunakan dan hukumnya menurut Islam. Semua itu, diungkapkan dua siswa ini dalam sebuah video animasi yang menarik.
——————————
M. NURKOZIM, Bojonegoro
——————————
Hai, tahukah kamu apa itu kontrasepsi? Begitulah kalimat pembuka dalam video edukasi kontrasepsi yang dibuat oleh Pradika Khuhut Dwi Mahendra dan Muhammad Ghufron Efendi.
Dua siswa kelas XII di SMAN 3 Bojonegoro berhasil menyabet juara pertama lomba video Edukasi Islami Medical Science Competition minggu lalu.
”Saya sendiri juga tidak menyangka akan menang,” ungkap Dika, panggilan akrab Pradika saat ditemui kemarin.
Video animasi berdurasi empat menit itu berhasil memikat hati juri.
Mereka langsung menyabet juara pertama. Videonya simpel dan mudah dipahami.
Pas untuk menambah pengetahuan anak muda dan remaja.
”Kami juga membahas bagaimana pandangan kontrasepsi menurut Islam,” ungkapnya.
Video tersebut dibuat karena masih banyak remaja yang masih belum memahami apa itu fungsi kontrasepsi.
Bagaimana juga larangan dan bagaimana penggunaan yang benar secara agama.
Mereka perlu diberikan wawasan yang mendalam mengenai itu.
”Kami juga memberikan usulan para ulama mengenai alat kontrasepsi itu,” terangnya.
Proses pembuatan video eduksi kontrasepsi itu cukup lama. Sekitar satu bulan lebih.
Sebab, harus membuat konsep video yang menarik, simpel, dan mendidik.
”Kalau hanya sekadar video saja gampang.
Tapi materi yang disampaikan juga harus masuk,” jelas siswa asal Sugihwaras itu.
Video yang dibuat harus menarik. Namun, konsep islaminya tetap tidak boleh dilupakan.
Setiap pembahasan harus diberikan dalil dari Alquran dan Hadis.
Sehingga, informasi yang diberikan itu valid.
Awalnya mereka berdua juga bingung harus membuat video seperti apa.
Setelah berdiskusi panjang lebar, akhirya ditemukan video itu.
”Panitia lomba memberikan tema kesehatan reproduksi.
Jadi, kami harus membuat materinya dari sudut pandang Islam,” jelasnya.
Dalam hal ini, mereka berdua membagi tugas.
Dika membuat materi dan Ghufron membuat video animasinya.
Bagian paling sulit adalah melakukan pengisian suara.
Mereka sempat bingung mencari orang yang pas untuk mengisi suara video.
Namun, tidak menemukan. ”Akhirnya suara kami isi sendiri. Ternyata bagus’,” ucapnya.
Keikutsertaan mereka dalam lomba sebenarnya hanya iseng saja.
Sebab, pengumuman dan pendaftaran melalui online.
Namun, setelah gurunya tahu, mereka kemudian didorong untuk serius.
”Akhirnya kami membuat videonya sebagus mungkin,” ungkap siswa kelas IPA itu.
Mereka mengalahkan ratusan peserta lomba dari seluruh Jatim. Hal itu menjadi pengalaman berharga bagi mereka.
Sebab, ini pertama kalinya mereka mendapatkan juara lomba video.
Video itu belum diunggah ke situs medsos.
Sehingga, masih belum bisa dilihat.
”Sebentar lagi akan kami unggah. Jadi, bisa ditonton banyak orang,” harapnya.