- Advertisement -
Radar Lamongan – Sisa kuota pupuk bersubsidi Lamongan masih sekitar dua persen dari target total. Sisa kuota tersebut dipastikan kurang untuk memenuhi kebutuhan petani saat musim tanam pertama.
“Kita masih menunggu alokasi pusat (Kementrian Pertanian). Sebab subsidi itu diberikan oleh pusat ke daerah,” ujar Kabid Sarana Prasarana Dinas Tanaman Pangan, Holtikultura, dan Perkebunan Lamongan Hartiwi Sisri Hutami.
Menurut dia, alokasi pupuk terjadi pengurangan pada penyaluran tahap awal periode Januari-Juli. Kuota yang ditetapkan pusat berkurang 50 persen atau 34 ribu ton dari alokasi tahun sebelumnya, 67 ribu ton. Setelah itu, dilakukan realokasi untuk memenuhi kebutuhan di lapangan. Kuota pupuk bersubsidi untuk Lamongan kemjudian ditambah lagi.
Salah satunya, jenis urea yang mendapat tambahan alokasi sekitar 28 ribu ton. Sehingga, urea dijatah total 62 ribu ton. “Alhamdulillah pengusulan kedua jatah pupuk bisa kembali meski tidak penuh,” tuturnya.
ZA yang awalnya hanya 6 ribu ton, ditambah menjadi 17 ribu ton. Jumlah ini seperti alokasi awal. Tiwi mengklaim penyaluran sampai akhir tahun masih lancar. Sisa kuota saat ini, lanjut dia, rata – rata 2 persen.
- Advertisement -
Dia mencontohkan urea yang sudah tersalur 61 ribu ton dan menyisakan sekitar 1.420 ton. “Pupuk jenis organik saja yang tersisa mencapai 15 persen atau 3 ribu dari jumlah total 23 ribu ton,” ujarnya.
Terkait alokasi tahun depan, Tiwi belum mengetahui angka pastinya. Mekanisme penyaluran informasinya berubah dengan menggunakan kartu tani. Selain itu, dia masih menunggu status petambak. Tetap dikover dari pertanian atau diserahkan ke instansi terkait. Semua itu menunggu keputusan kementrian.
Radar Lamongan – Sisa kuota pupuk bersubsidi Lamongan masih sekitar dua persen dari target total. Sisa kuota tersebut dipastikan kurang untuk memenuhi kebutuhan petani saat musim tanam pertama.
“Kita masih menunggu alokasi pusat (Kementrian Pertanian). Sebab subsidi itu diberikan oleh pusat ke daerah,” ujar Kabid Sarana Prasarana Dinas Tanaman Pangan, Holtikultura, dan Perkebunan Lamongan Hartiwi Sisri Hutami.
Menurut dia, alokasi pupuk terjadi pengurangan pada penyaluran tahap awal periode Januari-Juli. Kuota yang ditetapkan pusat berkurang 50 persen atau 34 ribu ton dari alokasi tahun sebelumnya, 67 ribu ton. Setelah itu, dilakukan realokasi untuk memenuhi kebutuhan di lapangan. Kuota pupuk bersubsidi untuk Lamongan kemjudian ditambah lagi.
Salah satunya, jenis urea yang mendapat tambahan alokasi sekitar 28 ribu ton. Sehingga, urea dijatah total 62 ribu ton. “Alhamdulillah pengusulan kedua jatah pupuk bisa kembali meski tidak penuh,” tuturnya.
ZA yang awalnya hanya 6 ribu ton, ditambah menjadi 17 ribu ton. Jumlah ini seperti alokasi awal. Tiwi mengklaim penyaluran sampai akhir tahun masih lancar. Sisa kuota saat ini, lanjut dia, rata – rata 2 persen.
- Advertisement -
Dia mencontohkan urea yang sudah tersalur 61 ribu ton dan menyisakan sekitar 1.420 ton. “Pupuk jenis organik saja yang tersisa mencapai 15 persen atau 3 ribu dari jumlah total 23 ribu ton,” ujarnya.
Terkait alokasi tahun depan, Tiwi belum mengetahui angka pastinya. Mekanisme penyaluran informasinya berubah dengan menggunakan kartu tani. Selain itu, dia masih menunggu status petambak. Tetap dikover dari pertanian atau diserahkan ke instansi terkait. Semua itu menunggu keputusan kementrian.